PT HK Sebut Pengerjaan Jalan Hauling Bendungan Ameroro Konawe Sesuai Standar Teknis

waktu baca 2 menit
Ketgam: Manager Tehnik PT. Hutama Karya (HK), Eko Susilo dan Humas PT. HK.

KONAWE – Pengerjaan jalan hauling yang di kerjakan PT. Hutama Karya (HK) pada Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan Bendungan Ameroro, di Desa Tamesandi, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), sudah sesuai standar teknis yang diberikan oleh direksi dan konsultan.

Hal itu diungkapkan oleh Manager Tehnik PT. HK, Eko Susilo kepada media ini. Kata Eko, pekerjaan jalan hauling dikerjakan sudah sesuai standar yang telah diberikan oleh direksi dan konsultan.

“Tuduhan yang diberikan kepada kami, terkait dugaan salah satu aitem pekerjaan jalan hauling yang sengaja dihilangkan tidak berdasar,” ungkap Eko saat ditemui, Rabu (30/3/2022).

Eko, panggilan akrab Manager Tehnik PT HK ini menjelaskan, jika proses pekerjaan jalan hauling tersebut dikerjakan secara bertahap. pasalnya pekerjaan tetap melalui pengawasan dan persetujuan dari konsultan dan direksi.

“Mulai timbunan lapis pertama, lapis kedua, lantai kerja dan setelah itu beton utama atau rigid,” ucapnya

Adapun progres pekerjaananya, kata Eko, dilaksanakan hingga Maret 2022 mendatang, dimana progresnya telah mencapai 35,85%. Dengan total panjang jalan holing yang di kerjakan sepanjang 63 KM.

Untuk diketahui, sebelumnya masa aksi yang mengatasnamakan dari Gerak Sultra, melakukan demonstrasi dikawasan PSN di Kecamatan Ameroro, baru-baru ini.

Salah satu masa aksi Gerak Sultra, Rekisman mengatakan, dalam pengerjaan jalan holing, diduga ada salah satu item pekerjaan yg sengaja dihilangkan, yakni lapisan bawah dalam pembuatan jalan holing.

“Temuan lapangan kami, dalam perencanaan pembuatan jalan disebutkan harus ada lapisan awal sebelum dilakukan pembetonan, namun fakta di lapangan itu tidak dilakukan,” kata Mursalim dalam orasinya.

Hal itu kata Mursalim, sangat merugikan masyarakat. Sebab jalan ini nantinya akan digunakan sebagai jalan utama untuk keperluan masyarakat. Sehingga dengan kualitas jalan yang asal-asalan sangat merugikan.

“Negara menggelontorkan uang masyarakat untuk dapat dinikmati masyarakat. Tapi faktanya malah ada yang ingin mengambil banyak keuntungan dari proyek ini,” ujarnya.

Mursalim pun menegaskan, akan mengawal persoalan ini hingga perusahaan memberikan kepastian soal pekerjaan jalan yang sesuai dengan rencana yang disepakati.

Laporan : Mikey