Negara China Disebut Sebagai Pemenang Tender Pembangunan Bendung Pelosika
KONAWE – Tender internasional Pembangunan Bendung Pelosika disebut telah dimenangkan oleh negara China.
Pembangunannya pun akan dimulai tahun 2023 mendatang, setelah pengadaan tanah dan pembebasan lahan seluas 3.900 Ha usai.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah BWS Sulawesi IV Kendari Ir. Arsamid Wartadinata, S.T., MPWK mengatakan, proses lelang pembangunan Bendung Pelosika akan dilakukan secara internasional di Jakarta.
Ditanya apakah sudah dilakukan lelang atau belum, Arsamid mengatakan bakal dilakukan dalam waktu dekat ini.
Saat wawancara berlangsung, Arsamid lantas mengatakan jika pekerjaan kontruksi Bendung Pelosika akan segera dilakukan di tahun 2023, dan akan di kerjakan oleh negara China.
“Tidak tentatif, karena lelangnnya dilakukan secara internasional. Untuk pekerjaan fisiknya direncanakan selama 4 hingga 5 tahun,” ucap Arsamid kepada media, saat sosialisasi pengadaan tanah di Desa Asinua Jaya, Kecamatan Asinua, Kabupaten Konawe, beberapa waktu lalu.
“Insya Allah kalau tidak ada halangan proses pengerjaan kontruksi akan dimulai pada tahun 2023 mendatang,” tambahnya.
Arsamid menjelaskan, pelaksanakan sosialisasi pengadaan tanah, adalah merupakan tahapan ketiga, setelah sebelumnya telah dilaksanakan sosialisasi tahap perencanaan dan perisapan. Sementara untuk tahapan terkahir yakni tahap penyerahan hasil.
“Tahap perencaaan kita sudah lakukan. Sekarang kita memasuki tahap persiapan, yg mana saat ini telah dilakukan oleh tim persiapanpengadaan tanah di lokasi pembangunan Bendung Pelosika berdasarkan SK Gubernur,” jelas lelaki berdarah Tolaki.
Adapun output dari kegiatan tersebut, lanjut dia, menunggu diterbitkannya SK penetapan lokasi pembangunan bendung pelosika oleh gubernur. Yang artinya jika SK itu sudah terbit berarti pemerintah dan masyarakat sudah menyetujui pelaksanaan pembangunan tersebut.
“Pada saat SK-nya sudah terbit, berarti tahapan selanjutnya sudah bisa kita lakukan. Selanjutnya pelaksanaan pegadaan tanah nantinya akan dilanjutkan oleh instansi dalam hal ini Kementian Pekerjaan Umum, Balai Wilayah Dungai Sulawesi IV Kendari untuk melaksanakan pengadaan tanah,” ujarnya.
Terkait pemberian uang ganti kerugian, Arsamid bilang akan segera dilaksanakan, usai penetapan SK Gubernur tentang penetapan lokasi pembangunan Bendungan Pelosika.
“Tahapannya ada dibrowser yang saya sudah bagikan. Sekali lagi instansi terkait dalam hal ini kementrian ATR/BPN yang akan melaksanakan sampai ditahap pembayaran dan hasil persentase pengadaan tanah itu akan dilaporkan ke balai selaku instansi yang memohon,” jelasnya lagi.
Terkait lelang kontruksi, pria muda dan energik itu bilang ada PPK-nya lagi. Untuk desain sementara proses review oleh pihak konsultan di jakarta. Jadi untuk eksenya direncanaakan tahun 2023 awal.
Adapun luas lahan yang dibutuhkan dalam pembangunan Bendung Pelosika seluas kurang lebih 5.900 Ha. Dan kurang lebih 2.000 Ha sudah dimiliki izin IPPKH-nya (Kawasan Hutan) dari Kementrian Kehutanan. Sementara sisanya kurang lebih 3.900 Ha, itulah yang sementara kami lakukan untuk pengadaan lahan di wilayah Areal Pengunaan Lain (APL).
“Untuk relokasi masyarakat yang terkena dampak pembagunan Bendung Pelosika ini, kami menawarkan dua opsi yakni masyarakt pilih uang atau pilih untuk dipindahkan ke tempat yang sudah disiapkan. Kalau masyarakat pilih uang, maka relokasinya tidak dapat. Begitupun sebaliknya,” ucapnya.
Lebih jauh Arsamid menjelaskan, terkiat relokasi mereka telah menyiapkan dua lokasi khususnya di Kecamatan Asinua berada di lokasi Tapuao. Sedangkan Latoma berada di lokasi Parauna. sementara di Kolaka Timur, khususnya di Desa Uluiwoi, Ueesi, berada di Lokasi Tongauna.
“Desain ini sudah direncanakan ketika masyarakat di dua Kabupaten mengiinginkan Proses untuk direlokasi. Dan kami sudah menyiapkan lahan seluas pembangunan Bedung tersebut. Tapi ketika masyarakat menginginkan uang, maka lokasi/lahan relokasi tidak jadi kami siapkan,” imbuhnya.
Arsamid juga menambahkan fungsi dari pembangunan Bendung Pelosika itu sendiri salah satunya adalah untuk pengendalian banjir, konservasi sumbar daya air, air minum, intensivikasi daerah irigasi kurang lebih 22 ribu ha akan dialiri, pembangkit listrik tenaga air (plta) kurang lebih 15 sampai 20 megawatt bisa bangkitkan listrik, dan pariwisata akan terbuka.
Laporan: Jaspin