AJI dan IJTI Kecam Pernyataan Danlanud HLO Sebut Jurnalis Ditunggangi Teroris

waktu baca 2 menit
Ketua AJI Kendari, Zainnal Ishak (kiri) dan Ketua IJTI Sultra, Asdar Zhula (kanan)

Kendari – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kendari dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sulawesi Tenggara, angkat bicara terkait pernyataan Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Haluoleo (HLO) yang menyebut wartawan berpotensi ditunggangi teroris saat peliputan kedatangan TKA waktu lalu.

Ketua AJI Kota Kendari, Zainnal Ishak menyayangkan sikap Danlanud Haluoleo yang dinilai terlalu berlebihan kecurigaannya terhadap wartawan yang melakuka  peliputan kedatangan TKA di Bandara Haluoleo beberapa waktu lalu.

“Saya memahami jika ada soal kekhawatiran dari Danlanud, tetapi saya rasa kekhawatiran dengan menyebut wartawan berpotensi ditunggangi teroris itu sangat berlebihan. Karena kami pastikan, setiap jurnalis yang melakukan peliputan saat itu bekerja secara independen tanpa ada intervensi dari pihak lain,” ujar Zainal dalam konferensi persnya, Senin (6/7/2020).

Zainal juga menyebut, dalam tugas peliputan di lapangan tidak ada konflik kepentingan dan hanya semata-mata untuk memperoleh informasi secara berimbang serta akurat.

Sementara itu, Ketua IJTI Sultra, Asdar Zhula, memastikian jurnlis yang melakukan peliputan di lapangan tidak memiliki niatan lain selain hanya untuk mencari informasi secara akurat terkait kedatangan TKA saat itu.

“Kita hargai juga upaya Danlanud ingin menjaga kawasan militernya. Tetapi, kenapa harus dialamatkan kepada jurnalis terkait kekhawatiran itu. Oelhnya itu, kami meminta agar Danlanud Haluoleo segera mencabut pernyataan tersebut dan membuat klarifikasi,” tegas Asdar.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah jurnalis melakukan wawancara terhadap Danlanud Haluoleo ,Kolonel Pnb Muzafar , terkait larangan awak media memasuki kawasan Bandara Haluoleo Kendari saat melakukan peliputan kedatangan TKA beberapa waktu lalu.

Saat diwawancarai, Muzafar membeberkan alasan larangan jurnalis memasuki kawasan Bandara Haluoleo ketika hendak meliput kedatangan TKA tersebut. Alasannya, ia Muzafar khawatir jurnalis berpotenmsi ditunggangi teroris, sehingga dilarang melakukan peliputan di dalam Bandara Haluoleo saat itu. (SN)

Baca Juga :  Soal Jalan Rusak Mataiwoi-Abuki, Begini Penjelasan Kadis PUPR Provinsi Sultra Pahri Yamsul

[feed url=”https://sultranews.co.id/category/kriminal/” number=”5″]