APD Habis, Petugas Kesehatan IGD RS Bahteramas Sultra Diduga Terpapar Covid-19

waktu baca 3 menit
Foto. IGD RS Bahteramas Sultra

Kendari – Puluhan tenaga kesehatan yang bertugas di ruang pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Provinsi Bahteramas Sulawesi Tenggara (Sultra), diduga terpapar virus Corona (Covid-19), Jumat (20/3/2020).

Hal itu disebabkan adanya keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan untuk para tenaga kesehatan saat bertugas merawat pasien.

Akibatnya, puluhan tenaga kesehatan itu terpaksa memilih mengkarantinakan dirinya di rumah sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Menurut keterangan yang di peroleh Sultra News dari seorang tenaga kesehatan di IGD RSU Bahteramas (Identitas Dirahasiakan), mengaku mereka terpapar setelah baru diketahui adanya pasien yang dinyatakan positif Corona.

“Salah satu pasien yang masuk pertama kali di IGD pada 9 Maret 2020 lalu, ternyata dinyatakan positif. Pasien tersebut merupakan rujukan dari salah satu klinik di Kota Kendari. Jadi teman-teman petugas ini awalnya tidak tahu kalau itu pasien sudah terindikasi Covid-19. Secara tidak langsung mereka ini terkontaminasi oleh pasien tersebut,” ujarnya kepada Sultra News, Jumat (20/3/2020).

Kendati demikian, dia belum dapat memastikan bahwa para tenaga kesehatan di IGD itu terjangkit setelah terpapar pasien Covid-19.

“Jadi kondisinya saat itu setelah kontak dengan pasien yang dinyatakan terjangkit Covid itu, para tenaga kesehatan ini pasti juga terkontaminasi yang berada di dalam ruang IGD. Namun hal itu belum bisa dipastikan positif atau tidaknya,  karena belum ada pemeriksaan khusus atau lab yang dilakukan,” katanya.

Para tenaga kesehatan yang diduga terpapar itu, meminta kepada manajemen Rumah Sakit untuk memberikan kepastian jaminan kesehatan, khususnya yang bertugas di IGD dan ruang isolasi.

“Kami meminta kepastian dalam hal jaminan keselamatan dalam melayani pasien. Karena sampai hari ini belum ada solusi dan perhatian khusus yang diberikan oleh manajamen rumah sakit terkait nasib kami. Sehingga kami tenaga kesehatan di IGD Bhateramas berinisiatif mengistirahatkan diri di rumah, karena tidak adanya kejelasan jaminan keselamatan kepada kami,” ucapnya.

Baca Juga :  Soal Jalan Rusak Mataiwoi-Abuki, Begini Penjelasan Kadis PUPR Provinsi Sultra Pahri Yamsul

Dia mengungkapkan aktivitas tenaga kesehatan yang bertugas di ruang IGD Bahteramas berkurang dan terancam kosong akibat kondisi tersebut.

“Ya kemungkinan yang jaga sesuai shift nya mungkin tidak optimal lagi, karena tenaga kesehatan ini juga nda mau ambil resiko kalau bekerja, APD dan jaminan keselamatannya tidak diberikan kepastian oleh manajamen atau pimpinan rumah sakit,” terangnya.

Sementara itu, Ketua DPW PPNI Sultra, Herianto, angkat bicara dan menyatakan sikap tegasnya terkait kondisi yang saat ini dialami oleh para tenaga kesehatan di RSU Bahteramas.

“Kami selaku organisasi profesi Perawat, memberikan dukungan sepenuhnya kepada perawat kami yang bertugas di RSU Bahteramas. Terkait hal itu, kami meminta secara tegas kepada manajemen rumah sakit untuk berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan soal ketersediaan APD. Karena mereka mau bekerja nyawa taruhannya kalau tenaga kesehatannya sendiri tidak safety,” tegas Herianto.

Sementara itu, Direktur RSU Bahteramas, belum menjawab terkait kondisi itu saat dikonfirmasi oleh Sultra News melalui telepon selularnya pada 20 Maret 2020. (SN)