Biji Kakao Permentasi Kolut Lolos di Perusahaan Asal Prancis

waktu baca 2 menit

LASUSUA – Pengiriman Sampel biji kakao hasil permentasi yang di kembangkan oleh Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra) mendapat predikat terbaik setelah Laboraterium di perusahaan coklat valrhona Di negra prancis.

Kepala Dinas Perkebunan Kolut, Ismail Mustafa menceritakan sekitar pertengahan november 2019 lalu pihaknya mengirim delapan kilogram sample biji kakao permentasi kering dari desa puurau dan desa nyule untuk dilakukan pengujian mutu kwalitas pada biji kakao tersebut ke perusahaan valrhona yang bertempat di negara prancis, berselang beberapa bulan akhirnya hasil laboraterium keluar dan di nyatakan lolos dengan kwalitas terbaik.

Kata dia, dengan adanya hasil sampel tersebut cukup membangakan karena 25 juri memberikan penilaian yang cukup memuaskan, disamping itu biji kakao tersebut adalah pengiriman sampel pertama langsung dinyatakan lolos dibandingkan daerah lain karena biasanya 2 smpai 3 kali mengirim sampel baru bisa diterimah lolos uji lebaratoriom tersebut.

“Ada dua LEM tempat permetasi biji kakao yang sempat di kunjungi Perwakilan dari perusahaan coklat Valrhona yang bernama Julien, dan hasilnya sampel untuk uji mutu yang di kirim melewati 25 penguji dan nyatakan di terimah,” Kata Ismail Selasa (28/1/2020).

Lanjut dia katakan, untuk tahap selanjutnya pihaknya kembali akan mengirim sampel kedua dengan tujuan memverifikasi dan memastikan bahwa sampel awal yang dikirim sama dengan yang pertama kemudian akan membuat memorandum of understanding (MoU) antara LEM dan pihak perusahaan Valrhona.

Menurutnya, kakao kolut memiliki aroma dan rasa yang khas dibandingkan kakao lain dan untuk mendapatkan biji kakao hasil fermentasi yang sempurna tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kelembaban suhu pada biji saat permentasi.

“Insyallah Setelah kita kirim sampel kedua kemudian kita lanjutkan buat kesepakan MoU agar mendapat kepastian harga,” ujarnya.

Saat ini kolut merupakan sentra produksi kakao nasional jadi pihaknya akan terus mengawal dan mengembagkan baik saat panen dan pasca panen di tingkat petani, dengan harapan di september 2020 nanti akan melakukan ekspor perdana dengan kuota ekspor sekitar 20 ton perbulan.

“Kesepakatan harga bisa memberikan dampak positif kemasyarakat di tingkat petani kedepan, jadi kita berharap semangat petani bisa mengembalikan kejayaan kakao seperti tahun sebelumnya,” tandasnya.

Laporan. Adi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *