Hadiri Pesta Panen, Wabup Butur Dukung Pengembangan Keanekaragaman dan Pelestarian Budaya Lokal

waktu baca 3 menit
Ketgm: Wakil Bupati Buton Utara, Ahali, SH, MH saat menghadiri acara Pesta Panen (Wawonotahu) di Desa Bubu Kecamatan Kambowa, Senin (25/10/2021) kemarin.

BUTON UTARA – Wakil Bupati Buton Utara (Butur) Ahali, S.H., M.H, menghadiri pesta panen atau yang dikenal masyarakat pribumi dengan sebutan (Wawonotahu) di Desa Bubu, Kecamatan Kambowa, Senin (25/10/2021) kemarin.

Dalam sambutanya, Wabup Ahali menuturkan, jika Pemerintah Daerah (Pemda) Butur terus mendukung pengembangan keanekaragaman nilai-nilai adat istiadat dan budaya lokal. Salah satunya, perayaan pesta panen yang merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta.

Menurut Ahali, pesta panen itu merupakan salah satu upaya pelestarian budaya lokal. Karenanya, Pemda Butur terus mendukung dan ikut membuka ruang bagi pengembangan nilai-nilai adat istiadat dan budaya lokal yang ada,

“Karena saya tahu sekali bahwa pesta panen (Wawonotahu) kali ini sangat ditunggu-tunggu bagi setiap warga masyarakat, khususnya Desa Bubu dan desa-desa yang ada di sekitarnya,” ucap Ahali, saat menghadiri acara syukuran Wawonotahu di Desa Bubu Kecamatan Kambowa.

Ahali mengungkapkan, Wawonotahu ini merupakan satu dari beberapa keanekaragaman kebudayaan Butur yang tidak ada di daerah lain, maka ke depan perlu dilestarikan. Termasuk semua jenis pesta panen yang ada di wilayah Butur agar perayaan di tahun-tahun berikutnya dikemas lebih besar lagi.

“Kita perlu data dan inventarisasi segala bentuk budaya dan jenisnya, mengingat perkembangan arus globalisasi saat ini, kita harus bendung dengan budaya kita sendiri. Sebab kalau kita bercerita mengenai kemajuan dengan orang barat mungkin kita tidak dapat menyaingi mereka, akan tetapi kalau kita memperkenalkan budaya lokal kita pasti akan tertarik dan dapat bernilai jual buat daerah,” ungkapnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, dirinya sudah menghadiri acara budaya dibeberapa daerah atas perintahkan bupati. Seperti Aceh dan terakhir Festival Kerajaan Nusantara di Sumedang Jawa Barat.

“Budaya mereka tidak jauh berbeda dengan budaya Butur. Jadi mulai saat ini upaya peningkatan dan pelestarian budaya kita harus galakkan,” tegasnya.

Menurutnya, menggalakkan pelestarian budaya bisa dimulai dari hal kecil. Misalnya di momen-momen tertentu biasakan selalu memakai pakaian sentuhan adat Butur. Apalagi Butur hari ini sudah masuk dalam deretan Kota Pusaka yang ada di Indonesia.

“Ini adalah suatu kebanggaan kita semua, dan untuk di Sulawesi Tenggara hanya ada dua Kabupaten yang masuk Kota Pusaka yaitu Buton Utara dan Buton,” ujarnya.

Olehnya itu, lanjut Ahali, pesta adat Wawonotahu ataupun jenis pesta panen lainnya perlu dilestarikan.

“Karena budaya kita merupakan simbol identitas daerah. Dan untuk menjaga eksistensinya, semua pihak tanpa kecuali masyarakat dan pemerintah setempat untuk terus menjaga dan melestarikannya,” pungkas mantan Kasat Reskrim Polres Wakatobi itu.

Diketahui, Pemda Butur bersama masyarakat setempat baru saja menggelar pesta panen sebagai rasa syukur. Pesta panen ini menjadi media atau alat pemersatu bagi silaturahmi dengan sanak saudara di wilayah setempat.

Laporan: Al Iwal

Editor: Jaspin