Hadirnya PT VDNI, Ciptakan Peluang Bisnis Bagi Masyarakat Sekitar Perusahaan
Kendari – Pandemi Virus Corona yang melanda Indonesia sejak beberapa bulan terakhir membuat berbagai sektor ekonomi terpukul begitupun di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Ekonomi jadi bergerak lambat. Bahkan banyak karyawan yang terpaksa dirumahkan oleh perusahaan. Namun kondisi itu tidak begitu membuat para pedagang di sekitar pabrik pemurnian bijih nikel PT Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI) terpukul.
Kami pun mencoba untuk bertanya kepada beberapa pedagang di sekitar perusahaan PT VDNI terkait imbas dari pandemi seberapa besar dampak yang mereka rasakan.
Fandi (27) yang selama ini menjalankan usaha BRILink nya di sekitar areal perusahaan, mengungkapkan sejak pandemi Virus Corona melanda ia tidak terlalu merasakan dampaknya walaupun PT VDNI sempat merumahkan ribuan karyawannya karena Virus Corona.
“Bisnis seperti saya ini biasanya ramai di awal-awal bulan karena pas karyawan itu gajian, jadi pas corona kemarin itu karena banyak pekerja yang dirumahkan jadi lumayan berkurang juga yang menarik uang,” pungkasnya.
Walaupun begitu, kondisinya tidak sampai membuat usahanya gulung tikar, sebab masih banyak karyawan yang tetap bekerja karena perusahaan tetap menjalankan aktivitasnya.
Ia membeberkan, pendapatannya selama menjalankan usaha BRILink setiap bulannya ia bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 10 juta rupiah dari proses transaksi tarik uang maupun transfer uang.
“Bersih bisa sampai 10 juta per bulan mas,” ungkapnya singkat.
Lain hal juga dengan Sakinah (45) ibu rumah tangga ini sehari-harinya menjajakan gorengan di sekitar perusahaan, ia mengaku dalam sehari bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 500 ribu rupiah.
“Jual gorengan ini naik turunji pendapatannya, tapi alhamdulillah sehari bisa dapat lima ratus ribu rupiah bersih,” bebernya.
Bahkan ibu 3 anak ini setiap bulannya bisa mendapat keuntungan hingga Rp 5 juta rupiah dari hanya berjual gorengan dengan berbagai macam jenis, mulai dari tahu isi, pisang goreng, tempe, hingga molen.
Sementara itu Anto (54) seorang pedagang yang berjualan sayur mengaku bisa mendapatkan keuntungan Rp 5 juta rupiah setiap bulannya dari berdagang.
Banyaknya karyawan yang tinggal di rumah kos – kosan membuat penjualan sayurnya setiap hari meningkat, sebabnya lebih banyak karyawan yang kerap memilih untuk memasak sendiri di rumah ketimbang membeli makanan siap saji terlebih di akhir bulan.
“Ramai itu orang beli sayur akhir-akhir bulan, biasa tanggal tua toh,” ceritanya diiringi dengan gelagat tawanya. (SN)