Kadin Sultra: Penolakan Munas Kadin Bagaikan Obat Paracetamol

waktu baca 2 menit
Laode Rahmat Apiti (kanan), Direktur Sultranews Jaspin, S.H (kanan) ujung, saat wawancara di Kantor Kadin Sultra, Jumat (25/6/2021).

KENDARI – Jelang penyelenggaraan Musyawarah Nasional Kamar Dagang dan Industri Nasional (MUNAS KADIN) pada 30 Juni-02 Juli di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), semakin menghebohkan publik.

Berbagai organisasi kemahasiwaan, organisasi kemasyarakatan serta organisasi lainya turut mendukung pelaksanaan Munas Kadin tersebut. Tetapi disisi lain ada juga yang menolak

Penolakan itu bukan tanpa alasan pasti, melainkan dikarenakan melojaknya kasus Covid-19 di Kota Kendari Sultra pada khususnya dan Indonesia pada umumnya, yang kian hari semakin bertambah.

Menanggapi hal itu, La Ode Rahmat Apiti selaku Koordinator Media Center Munas Kadin Sultra mengapresiasi berbagai elemen yang menolak Munas Kadin dilaksanakan. penolakan kata dia adalah bentuk dinamika sebagai penyampaian pendapat. Akan tetapi pelaksanaan Munas Kadin tersebut akan tetap dilaksanakan, sesuai prosedur.

“Silahkan kawan-kawan yang beda pendapat menyampaikan aspirasinya. Kemungkinan yang menolak mungkin punya pandangan lain dan kami apresiasi,” kata La Ode Rahmat saat ditemui di Kantor Kadin Sultra, Jumat (25/6/2031).

Yang jelas kata dia, Munas Kadin tetap akan dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Saat ini persiapan telah mencapai 80 persen.

“Semua peserta Munas Kadin baik dari pusat, daerah, dan termaksud tuan rumah sendiri memperlakukan Prokes ketat,” jelasnya.

Adapun terkait Demontrasi penolakan, menurutnya itu juga adalah dinamika.

“Kami anggap teman-teman yang demo bagaikan obat paracetemol pahit tapi menyehatkan. Jadi dengan adanya penolakan itu adalah hal yang wajar. Bahkan kalau perlu kami mengundang untuk duduk bersama guna menkolaborasikan ide-ide kritis mereka,” ucapnya.

Hingga saat ini, lanjut Odet panggilan akrabnya, panitia tetap bekerja dan tidak terpengaruh dengan demo penolakan tersebut. Bahkan Rammat mempersilahkan untuk melakukan demontrasi, tapi jangan menghalangi mereka bekerja demi untuk mensukseskan munas.

“Kami mencium ada kelompok kelompok yang mau sabotase munas kadin dengan cara cara anarkis untuk menolak munas. Cara-cara anarkis itu kami anggap sudah ekspayer bukan jamannya lagi. Semoga saja mereka cepat insyaf,” tutup Odet.

Laporan: Deri Periyansah

Editor: Ovhin