Karakter Seorang Anggota DPRD Baubau Naslia Alu Saat Live di TikTok

waktu baca 5 menit
Anggota DPRD Baubau saat live di akun TikTok miliknya beberapa lalu dan mendapatkan sorotan pedas oleh warganet, saat mengucapkan kalimat tak beretika.

BAUBAU, Sultranews.co.id – Salah seorang anggota DPRD Kota Baubau asal Partai Hanura, Naslia Alu kembali berulah di media sosial. Tingkah laku melalui ucapannya menuai kontroversi hingga menjadi sorotan publik.

Ia mendapat kecaman setelah melakukan live di akun tiktok pribadinya bernama Lia Alu beberapa waktu lalu. Dalam siaran langsung tersebut, Naslia Alu tidak hanya menanggapi komentar warganet dengan kalimat yang kasar dan cenderung merendahkan, tetapi juga menyampaikan tuduhan serius kepada insan pers yang dianggapnya telah memeras dirinya.

Dalam siaran langsung yang telah beredar luas dan menuai kritik tajam, salah satu netizen dengan akun bernama Cankcenk memberikan komentar, “Ko begini modelnya wakil rakyat.” Komentar tersebut langsung dibalas oleh Naslia Alu dengan nada tinggi dan kalimat sinis, “Kenapa wakil rakyat kalau modelnya begini? Dapil berapa kau? Bukan juga kau yang coblos saya.” Ungkapan tersebut memancing reaksi keras dari banyak pihak yang menilai bahwa pernyataan tersebut mencerminkan sikap arogan dan tidak layak diucapkan oleh seorang wakil rakyat.

Tak hanya itu, Naslia Alu juga menyampaikan sejumlah pernyataan yang dianggap merendahkan masyarakat dan bernada ancaman. Ia berkata, “Demo-demo saja. Mau demo di Polda, mau demo di mana saja terserah mereka. Banyak uangnya endorse-nya, supaya dia keluar-keluar juga uangnya endorse. Mau makan saja susah, apalagi mau bayar sound. Kalau masih kaya dulu, saya tumbu mulutnya satu-satu.” Ucapan tersebut dinilai sangat provokatif dan mencerminkan sikap tidak pantas dari seseorang yang saat ini sedang mengemban amanah rakyat.

Dalam momen live TikTok itu pula, Naslia mengungkapkan bahwa dirinya kini lebih sering berada di Pasarwajo. “Saya di Pasarwajo, kasihan. Sudah jadi orang-orang Pasarwajo. Pokoknya tiap hari bisa melancong di sini,” ucapnya, menimbulkan tanda tanya tentang seberapa besar perhatiannya terhadap konstituen di Dapil Baubau yang seharusnya menjadi prioritas sebagai wakil rakyat.

Baca Juga :  Akses Jalan Tongauna-Ueesi Semula Jadi Kubangan Sekarang Mulai Mulus

Yang lebih mencengangkan, Naslia secara terang-terangan menyebut bahwa pemberitaan media yang menyoroti dirinya merupakan bentuk pemerasan. Ia menuding bahwa sejumlah wartawan yang meliput kasus dirinya telah mencoba meminta uang dalam jumlah besar.

“Mereka da liput itu. Habis meliput, da minta uangmi sama kita. Puluhan juta. Tidak dikasih, da ancam kita oknum wartawan itu. Sudah kita di-fitnah, diberitakan sana sini, ujung-ujungnya minta duit,” ujarnya merespons komentar dari akun bernama Olang China yang menyebut kasusnya sudah viral dan diliput banyak media.

Bahkan, Naslia menambahkan dengan nada mengancam, “Kalau saya main preman, saya tidak main ancam, langsung bocor lamami. Saya tidak kasih keluar saya punya asli.”

Sebagai pejabat publik, Naslia Alu seharusnya menjunjung tinggi Kode Etik DPRD Kota Baubau, yang secara tegas menuntut setiap anggotanya untuk Menjaga sikap dan tutur kata yang mencerminkan kehormatan lembaga, Menghormati harkat dan martabat rakyat yang diwakili, Menghindari perilaku atau ucapan yang dapat mencederai kepercayaan publik terhadap DPRD. Pernyataan Naslia Alu tersebut dinilai telah melanggar prinsip-prinsip dasar tersebut.

Pernyataan-pernyataan kasar dan tuduhan serius yang dilontarkan Naslia Alu tidak hanya menimbulkan kegaduhan di ruang digital, tetapi juga menuai kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk organisasi media.

Menyikapi kejadian ini, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Baubau, Gunardih Eshaya, mengecam keras pernyataan Naslia yang dinilai merendahkan rakyat dan profesi wartawan dan juga mendesak agar Dewan Kehormatan DPRD Kota Baubau segera memanggil Naslia Alu dan menjatuhkan sanksi tegas. Langkah ini dinilai penting untuk menjaga marwah lembaga legislatif serta memberikan pesan bahwa DPRD tidak mentolerir tindakan yang melecehkan rakyat.

Gunardih Eshaya, menambahkan bahwa sikap dan ucapan yang ditampilkan Naslia Alu sangat tidak pantas dan tidak mencerminkan etika seorang pejabat publik. “Kalau dibiarkan, ini akan menjadi preseden buruk. Wakil rakyat hadir untuk rakyat, bukan untuk menghina rakyat,” tegas Gunardih dalam keterangannya. Senin 26 Mei 2025.

Baca Juga :  Akses Jalan Tongauna-Ueesi Semula Jadi Kubangan Sekarang Mulai Mulus

Ia juga menyoroti kalimat Naslia yang terkesan mengancam dengan menyebut, “Kalau saya pakai preman, pasti langsung bocor.” Menurut Gunardih, kalimat tersebut berpotensi menimbulkan rasa takut di tengah masyarakat dan menanamkan budaya intimidasi.

“Seharusnya seorang anggota DPRD menjadi contoh, bukan justru menciptakan ketakutan dan konflik. Ucapannya yang menyebut ‘mau makan saja susah apalagi mau bayar sound’ sangat menyakitkan dan tidak mencerminkan empati terhadap kondisi masyarakat,” lanjutnya.

Gunardih juga menyinggung lokasi aktivitas Naslia yang lebih banyak dilakukan di luar wilayah Kota Baubau. “Sebagai anggota DPRD Kota Baubau, sudah sewajarnya Naslia lebih fokus dan hadir untuk warga Baubau, bukan menghabiskan waktunya di Pasarwajo,” tegasnya.

Sebelumnya, Naslia Alu dan suaminya, La Haruna, mantan Pj Bupati Buton yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara, pernah melaporkan sejumlah wartawan ke Polres Buton melalui kuasa hukumnya. Laporan itu berkaitan dengan dugaan pemerasan terhadap diri mereka oleh oknum media yang meliput dugaan keterlibatan pasangan tersebut dalam praktik fee proyek di lingkungan pemerintah.

Namun, tudingan tersebut segera dibantah oleh salah satu wartawan yang disebut namanya dalam laporan polisi polres buton melalui kuasa hukum Naslia Alu, Samsul, S.H., M.H. Ia menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak benar. Justru, menurutnya, ada indikasi bahwa suami Naslia Alu tersebut mencoba menyuap sejumlah wartawan melalui orang dekatnya untuk menghapus berita terkait kasus tersebut.

“Tidak ada aliran dana. Kami justru menolak dengan tegas adanya upaya suap itu,” ujar salah satu wartawan. Ia juga mengatakan bahwa apabila Naslia Alu tidak dapat membuktikan tuduhan pemerasan tersebut, maka pihaknya siap melaporkan balik atas pencemaran nama baik serta percobaan suap.

Baca Juga :  Akses Jalan Tongauna-Ueesi Semula Jadi Kubangan Sekarang Mulai Mulus

Ia menambahkan bahwa pihaknya telah mengantongi bukti kuat berupa percakapan antara La Haruna dan orang kepercayaannya yang menunjukkan upaya pemberian uang sebagai bentuk suap terhadap wartawan. “Kami sangat menghormati proses hukum. Tapi jika tuduhan itu tidak terbukti, kami tidak segan melaporkan balik atas pencemaran nama baik dan upaya penyuapan,” tegasnya.

Sampai saat ini, kasus dugaan penerimaan fee proyek yang menyeret nama La Haruna dan Naslia Alu masih dalam proses di Kejaksaan Negeri Kabupaten Buton. Publik pun menanti hasil investigasi penegak hukum sekaligus tindakan tegas dari Dewan Kehormatan DPRD Kota Baubau terhadap ulah salah satu anggotanya yang dianggap telah mencoreng citra lembaga legislatif.

Laporan: Redaksi