Kisah Pilu Kakek La Nggugu, 30 Tahun Bertahan Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reot

waktu baca 2 menit
Kakek La Nggugu, di depan gubuk reotnya diKelurahan Mangga Dua, Kecamatan Kendari Barat.

Kendari – Nasib miris dialami seorang kakek bernama La Nggugu (80) tahun yang tinggal sebatang kara di gubuk reotnya yang berukuran 1 x 2 meter, di Kelurahan Mangga Dua, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi tenggara.

Sehari-hari, La Nggugu bekerja sebagai pemulung dan juga petugas kebersihan di beberapa warung makan di pelabuhan nusantara kendari.

Rumah tempatnya tinggal, hanya beratapkan seng – seng bekas dan untuk masuk ke dalam rumah la nggugu harus merayap.

Kakek La Nggugu sudah tinggal di rumahnya yang reot itu, selama 30 tahun yang menumpang diatas lahan milik seorang warga.

Kondisinya juga sangat memprihatinkan, atap terbuat dari seng bekas dan lantainya pun beralaskan tanah yang di lubang.

Setiap harinya, kakek la Nggugu beraktivitas di pelabuhan nusantara kendari, untuk mencari pelastik bekas.

Untuk bertahan hidup, sehari-hari kakek La Ngunggu hanya memulung sampah lalu dijualnya kembali kepada pengepul.

Kakek tua itu juga nyambi bekerja sebagai petugas kebersihan di rumah makan yang di kawasan pelabuhan nusantara.

Meski hidup susah dan sebatang kara, Kakek La Ngunggu, tidak pernah menyerah apalagi sampai harus meminta belas kasihan kepada tetangganya.

Meski hanya sebagai pemulung, Kakek ini tetap teguh dan iklas menekuni pekerjaannya untuk makan sehari-hari.

Selama 30 tahun hidup sebatang kara dengan kondisi yang memprihatinkan, Kakek La Nggungu, tidak pernah mendapat perhatian maupun bantuan pemerintah setempat.

Laporan. Wayan Sukanta