Perusahaan Pengangkutan Limbah B3 di Sultra Dipantau, Salah Satunya PT MTLB

waktu baca 2 menit
Foto. Ilustrasi Limbah B3

sultranews.net – Mahasiswa Peduli Hukum (AMPH), Sulawesi Tenggara (Sultra), terus memantau dan mengawasi sejumlah perusahaan yang bergerak dibidang Jasa Pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Ada beberapa diantaranya, sebut saja PT Mitra Tata Lingkungan Baru (MTLB), PT Mitra Hijau Asia (MHA) dan Takluput Juga PT Sultra Alam Perkasa (SAP) yang saat ini dalam pemantauan AMPH.

Ketua AMPH Sultra, Bram Barakatino, mengungkapkan belum lama ini terjadi masalah terkait adanya salah satu kontener berisikan limbah B3 tengah tercecer di Pelabuhan Bungkutoko, Kota Kendari. Penelusuran AMPH, kontener tersebut dibawa oleh PT MTLB untuk dikirim ke Pulau Jawa tempat perusahaan pemunas limbah B3.

 “Temuan itu akan terus kami pantau dan kawal prosesnya, Tanpa terkecuali Transportir aktif lainya. Saya juga yakin, meski ini hanya sebatas kelalaian tekhnis semata, belum tentu SAP dan MHA Lebih Baik Dari MTLB. Sebab, Sejauh ini yg Pro Aktif menunjukan transparansi terkait izin hanyalah MTLB” ungkap Bram,Rabu (7/8/2019).

Menurut Bram, Sikap pro aktif MTLB saat AMPH lalu bergerak meminta pihak perusahaan menunjukan sejumlah izin pengangkutan PT MTLB. Hasilnya, memang perusahaan tersebut sudah mengantongi perizinan dan legalitas yang lengkap dalam melakukan aktivitas pengangkutan limbah B3.

“Kami mengkroscek perizinannya dan legalitasnya, memang PT MTLB sudah memiliki legalitas dan izin yang lengkap namun tidak serta merta kita akan berdiam diri,” kata Bram.

Kendati demikian, walaupun PT MTLB sudah memiliki legalitas lengkap, tetap AMPH akan mengawal segala aktivitas dari perusahaan tersebut. “Akan terus kami kawa kinerja perusahaan ini (PT MTLB, red), kami tidak ingin ada point – point dalam regulasi UU Lingkungan hidup yang disepelehin,” ucapnya.

Baca Juga :  Soal Dugaan Penyerobotan Lahan yang Dilakukan PT Merbau di Konsel, DPRD Provinsi Sultra Jadwalkan Hearing

Kita tidak ingin masyarakat Sultra menjadi korban dari kerja – kerja perusahaan yang hanya ingin mengambil keuntungan tanpa memperhatikan SOP dalam pengangkutan limbah B3,” tegasnya.

Liputan. Wayan Sukanta

Baca Lainnya