Populasi Sapi Potong di Konawe Meningkat Pesat Berkat Program Inseminasi Buatan
KONAWE – Pemerintah Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), terus berupaya meningkatkan populasi sapi potong melalui program inseminasi buatan (IB) atau dikenal dengan sistem kawin suntik terhadap sapi betina unggulan.
Hal itu terbukti berkat kepemimpinan Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa, yang telah menyalurkan bantuan sapi potong sebanyak 50 ekor kala itu, melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, dalam menyukseskan visi misi bupati dan wakil bupati.
Setelah pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Konawe melakukan pendataan pada tahun 2021 lalu, jumlah populasi sapi di Kabupaten Konawe meningkat pesat, diperkirakan populasi sapi potong yang berada di Kabupaten Konawe saat ini berkisar 70 ribu ekor lebih, melalui program IB yang telah di gagas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Konawe.
Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa melalui Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Jumrin mengatakan program IB akan di upayakan berjalan terus sehingga sapi betina produktif di Konawe dapat melahirkan tiap tahunnya
“Selain hasil pertanian, di Kabupaten Konawe populasi sapi saat ini surplus berkat program IB,” ujar Jumrin saat di temui di ruangannya, Selasa (10/5/2022).
Lanjut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan hewan, alasan dilaksanakannya program IB tersebut karena mengingat jumlah konsumsi daging di Konawe meningkat pesat, selain itu jika mengharapkan perkembangbiakan secara Kawin Alami (KA) tidak maksimal mengingat kondisi sapi jantan unggul di Konawe semakin berkurang.
“Keunggulan program IB itu tidak terdapat efek terhadap ternak bahkan kesehatan ternak lebih terjamin,” ungkapnya.
Jumrin juga membeberkan, dari 70 ribu lebih populasi sapi potong yang ada di Konawe, terdapat 25 ribu indukan sapi betina produktif.
“Target IB tahun ini sebanyak 9000 ekor sapi dan sisanya akan dilakukan dengan KA,” tambahnya.
Kadis Peternakan juga mengatakan untuk mempermudah peternak, pihaknya telah menyalurkan bibit hijauan (pakan ternak) termasuk mengawal keamanan serta kesehatan ternak.
Lebih jauh Jumrin menjelaskan, untuk tenaga ahli IB di kabupaten Konawe sudah sangat ahli, karena telah mendapatkan sertifikat ISO di Singosari dan Lembang.
“Yang menjadi kendala sekarang, kami belum bisa mencegah perdagangan sapi ke luar daerah Karena saat ini kan pasar bebas dan harga di luar itu lebih tinggi,” pungkasnya.
“Dari pada membeli sapi tiap tahunnya sekitar 100 sampai 200 ekor itu sudah berapa miliar anggarannya sedangkan untuk program IB itu hanya sekitar dua miliar lebih,” imbuhnya.
Laporan: Jaspin