Rapat Kerja Sekda di Onembute Diwarning tidak Cawe-cawe, Ternyata ini yang Dibahas

waktu baca 2 menit

KONAWE, Sultranews.co.id – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Konawe menggelar rapat kerja bersama pemerintah Kecamatan Onembute, dalam rangka persiapan pelaksanaan Pilkada serentak, yang dilaksanakan di Balai Desa Napoosi, senin (18/11/24) kemarin.

Turut hadir pada kegiatan tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura, Kepala Kesbangpol, Kasat Pol PP, Asisten I Setda Konawe, Camat Onembute para kepala desa se-kecamatan onembute, kepala sekolah, kepala Puskesmas, TNI dan Polri termasuk para pimpinan OPD.

Sekda Konawe, Ferdinand Sapaan mengatakan bahwa rapat kerja ini bertujuan untuk mengintegrasikan program-program pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

Tujuannya kata Ferdinand adalah bagaimana mengintegrasikan program pusat di daerah, terutama penetapan SK Komunitas yang paling lambat bulan Desember kita sudah harus tuntaskan, sehingga nantinya kita sudah bisa mengkonfirmasikan di setiap kecamatan, seperti onembute dengan komunitas cabe, sawit dan durian.

“Ada salah satu daerah yang memang ternyata ada yang tidak cocok untuk komoditas jenis Durian, sehingga kita akan koreksi SKnya dan menindaklanjuti dengan peraturan Mentri Pertanian segera untuk mensupport peta wilayah masing-masing untuk pontesi komoditasnya,” kata Ferdi sapaan akrabnya.

Selain itu kata Ferdi, dalam rapat kerja tersebut juga dilakukan evaluasi terkait dengan stunting yang mana kita turun hanya 0,5 dari 28 menjadi 27,5

“Turunnya cuman 0,5 kenapa sedikit? ternyata ada kesalahan dilapangan salah satunya adalah komunikasi antara kapus dengan kepala sekolah yang belum maksimal, sehingga kita juga kepala sekolah dan kepala puskesmas,” ujarnya.

Menurutnya, Obatnya sudah disiapkan Kepala Puskesmas dan diberikan ke sekolah-sekolah, namun tidak dilakukan control terhadap para pelajar apakah mereka minum atau tidak. Begitu diuji sama tim survey dari Kesehatan Indonesia atau SKI ternyata obat yang diberikan tidak diminum bahkan dikantongi.

“Ternyata memang anak sekolah itu tidak mau minum hanya dia kantongi. Sehingga saya ingatkan kepada kepala skolah, kalau program ini sudah dibiayai atau dianggarkan, agar terus mengawasi anak-anak agar obatnya diminum,” himbaunya.

Akibat dari minimnya pengawasan dari pihak sekolah dan Puskesmas, maka dampaknya kata Ferdinand, tujuannya tidak terpenuhi dan tidak tercapai angka tidak berubah secara signifikan.

“Ini menjadi penting buat kepala Desa se-Kecamatan Onembute juga, untuk terlibat langsung dalam upaya penanganan stunting dan peningkatan swasembadapangan,” tutup Fersi.

SN