Sedang Viral, Pengembangan Biosaka di Konawe Segera Diterapkan

waktu baca 3 menit
Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara melalui Balai Benih Induk Wawotobi melakukan pengembangan biosaka dalam mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk non organik.

KENDARI – Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara melalui Balai Benih Induk Wawotobi melakukan pengembangan biosaka dalam mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk non organik. Saat ini sedang viral pemanfaatan biosaka sebagai elisitor bagi tanaman budidaya, baik itu padi, jagung kedelai, bawang merah, melon dan lainnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, Laode Rusdin Jaya mengatakan Ber-Biosaka adalah suatu usaha dalam melindungi, memperbaiki, menjaga alam dengan berbahan alam pula.

Rusdin menambahkan bahan alam ini menjadi penyeimbang kelangsungan ekosistem, ekologi (rumah bagi seluruh mahluk) termasuk mikrobiologi, landungan di dalam bahan alam menjadi stimuno, stimulan, penyemangat, pembangkit semangat, menghidupkan energi yang tersimpan supaya bekerja.

“Elemen alam ini masing masing mengandung dan memiliki kekuatan tersendiri dari bahan yg ada dan hidup didalamnya,” jelasnya.

Rusdin juge menjelaskan Elisitor Biosaka bermanfaat sebagai signaling dengan cara mengaktifkan sel-sel pada akar tanaman untuk tumbuh dan berproduksi.

Lanjut Rusdin sedangkan Elisitor Nuswantara Biosaka disamping membuat sel-sel pada tanaman lebih aktif dan cerdas sehingga tumbuh dan berproduksi, tetapi juga mengaktifkan mikoriza pada
akar tanaman yang membentuk jaringan miselium menyebar pada lingkungan sekitar.

“Memaksimalkan penyerapan hara yang melalui proses fotosintesis akan menghasilkan energi sehingga proses ekosistem berjalan berkesinambungan
(sustainable) menuju pada steady state,” lanjutnya.

Rusdin juga mengungkap Elisitor biosaka dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit, apabila tanaman kelebihan menerima elisitor, maka akibat yang ditimbulkan tanaman itu mengalami kerusakan sel, dengan tingkat paling kronis menimbulkan kematian.

Sementara itu Kepala BBI Wawotobi Kabupaten Konawe, Marwan Akbar Marzuki mengungkap belajar dari puluhan tahun kita mengolah pertanian selalu di cecoki dengan bahan kimia, dimana sifat bahan kimia ini semakin lama semakin menguruskan hara tanah dan menfiksasi unsur tanah.

Baca Juga :  Harmin - Dessy Paparkan Kebijakan dan Program di Kampanye Akbar, Simak Ulasannya

“Sehingga tidak baik untuk kedepannya, karena lama-lama tanah akan kehilangan kesuburan alaminya,” ungkapnya.

Marwan menambahkan biosaka ini formulanya adalah bagaimna kita mencari tanaman-tanaman rerumputan di sekitar area perkebunan atau persawahan dengan syarat tidak lebih 20 Kilometer dari wilayah perkebunan dan persawahan.

“Yang bagus itu ambil rumput di sekitar pematang-pematang sawah dengan 5 jenis rumput yang berbeda dengan syarat rumput juga tidak boleh lobang-lobang pada daunnya, dan rumput yang masih segar,” jelasnya.

Lanjut Marwan, ketika rumput sudah terkumpul simpan dalam eber atau baskom lalu disiram air sekitar 2 gayung lalu semua rumput diremas dan di putar 1 arah melawan jarum jam dari kanan ke kiri selama beberapa menit.

“Setelah itu di lakukan pengetesan dengan menggunakan alat TSM yang berfungsi untuk mengukur kandungan homogenitas air,” ujarnya.

Ketikan kandungannya bagus itulah yang dipakai untuk menyemprot tanaman yang ada, serta untuk menyemprot itu jangan dikasih kena langsung tapi dengan cara di embunkan.

Marwan mengungkap untuk tahun ini pihaknya akan melakukan percontohan sawah satu hektare dengan menggunakan biosaka dan untuk bisa membandingkan mana yang bagus menggunakan biosaka dan tidak menggunakan biosaka.

“Untuk sosialisasi penggunaan biosaka ini baru di internal kementerian pertanian, makanya kami melakukan percontohan ini supaya petani yakin untuk bisa menggunakan biosaka ini,” jelasnya.

Untuk di garis bawahi, biosaka ini bukan pengganti pupuk melainkan tetapi ini dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk hingga 50%.

“Dan hasilnya tetap sama bahkan lebih baik kalau menggunakan biosaka,” tegasnya.

SN