Sukseskan Program Seribu Kolam, Pemda Konawe Salurkan 1.000 Ekor Bibit Ikan

waktu baca 2 menit
Ketgam : Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara, ST., MM, saat menyalurkan ribuan bibit ikan di Kecamatan Wonggeduku Barat, Desa Lahotutu, dan Desa Linonggasai, Rabu (18/9/2019).

sultranews.net – Dalam rangka menyukseskan visi misi Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa, dan Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara, guna menyawab program seribu kolam tersebut, maka pemkab konawe mewujudkan hal tersebut.

Terbukti, Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara, saat menyalurkan ribuan bibit ikan di Kecamatan Wonggeduku Barat, Desa Lahotutu, dan Linonggasai, pada hari Rabu (18/9/2019) kemarin.

Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Budidaya Indriana Ripin, SE, ME, menjelaskan, penyaluran bibit ikan untuk saat ini tengah dilaksanakan di 21 kecamatan.

Wabup Konawe Gusli Topan Sabara, kemarin telah menyalurkan bibit ikan di Kecamatan Wonggeduku Barat secara seremoni. Selanjutnya bakal disakurkan pihak ketiga selaku pemenang tender didampingi Pendamping Penyulu Lapangan (PPL) kecamatan.

“Kemarin sudah disalurkan langsung oleh ilaksanakan oleh pihak ketiga, didampingi PPL masing2 kecamatan,” jelas Indriana, kepada sultranews.net, Kamis (19/9/2019).

Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Budidaya Indriana Ripin, SE, ME. Foto: Jaspin/sultranews.net

Adapun bibit ikan yang disalurkan pada 20 kecamatan itu yakni Ikan Lele, Mas, dan Nila, sebanyak 350 ribu ekor.

Sedangkan untuk Kecamatan Kapoiala, Desa Ulu Lalimbue, Tani Indah, dan Lalonggombuno, khusus bibit ikan Bandeng.

“Ada 4 kelompok tani budidaya air payau di kecamatan Kapoiala yang khusus bibit ikan bandeng atau yang dikenal dengan Nener Bandeng dengan jumlah 650 ribu ekor. Dan alhamdulillah sudah tersalur juga,” ucapnya.

Melalui Kepala Seksi Sumberdaya dan Kelembagaan Muh. Mujur, juga menambahkan secara teknis bahwasanya ada 3 faktor yang harus diperhatikan dalam memberikan bantuan bibit ikan kepada kelompok pembudidaya.

Yang pertama ketersediaan tempat atau Kolam. Kedua faktor sosial. Terakhir ekonomi.

“Faktor sosial dimaksudkan ada sebagian kelompok pembudidaya ikan yang tidak suka dengan jenis ikan lele, sehingga dikategorikan sebagai kelompok sosial. Sedangkan ekonomi berbicara tentang bagaimana kelompok tersebut mampu meraih rupiah dengan hasil budidaya mereka,” ungkap Mujur.

Baca Juga :  Dekranasda Konawe Tampilkan Motif Tenun “Pine Wine Mbae” di Even Nasional IFW

Selain itu, mainset berfikir kelompok budidaya juga sangat perlu. Kata dia, cara berfikir kelompok tersebut harus sedini mungkin dirubah, dengan cara memberikan pendampingan serta pengetahuan bagaimana agar para pembudidaya ini bisa menghasilkan rupiah dengan hasil yang memuaskan.

“Mulai dari sekarang kita harus merubah pola pikir kelompok pembudidaya, tentang bagaimana cara berbudidaya yang baik dan menghasilkan,” tutupnya.

Laporan : Jaspin