Tiga Tahun Memimpin Sultra, Gubernur Paparkan Capaiannya Membangun Sultra

waktu baca 5 menit
Gubernur Sultra H. Ali Masi, S.H., saat memaparkan keberhasilan pembangunan Sultra selama tiga tahun kepemimpinannya bersama H. Lukman Abunawas, S.H. Foto: SultraNews.co.id

KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi memaparkan sejumlah capaian makro dalam tiga tahun pemerintahannya bersama Wakil Gubernur (Wagub) Lukman Abunawas, saat memberikan sambutan dalam acara “Ekspose Pembangunan 3 Tahun AMAN” di Aula Bahteramas, Kantor Gubernur Sultra, Senin (6/9/2021).

Setidaknya ada empat indikator yang dipaparkan Gubernur terkait capaian pembangunan Ali Mazi-Lukman Abunawas (AMAN) selama tiga tahun terakhir, yang diwarnai dengan pandemi Covid-19 ini.

Gubernur Sultra H. Ali Masi, S.H., dan Wakil Gubernur H. Lukman Abunawas, S.H., M.Si, saat berpelukan, di kegiatan Ekspose tiga tahun AMAN.

Pertama, pertumbuhan ekonomi. Perekonomian Sultra di sepanjang tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 0,65 persen. Ini merupakan capaian terendah selama tiga tahun terakhir yang disebabkan oleh pandemi.

Dalam lima tahun sebelum pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi di Sultra selalu berada di atas rata-rata nasional, dengan nilai di atas 6 persen per tahun.

“Pandemi Covid-19 telah menghambat laju pertumbuhan semua lapangan usaha ekonomi Sulawesi Tenggara, kecuali sektor informasi dan komunikasi, sehingga hampir semua target pertumbuhan tidak tercapai,” jelas Gubernur.

Kendati demikian, ekonomi Sultra pada Triwulan II tahun 2021 berangsur pulih sehingga dapat tumbuh sebesar 4,21 persen, lebih tinggi dibanding capaian Triwulan II tahun 2020 yang mengalami kontraksi sebesar 2,59 persen.

Dijelaskan, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 16,75 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 132,49 persen.

Indikator kedua ialah Gini Ratio. Ini merupakan parameter untuk melihat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk. Atau dengan kata lain, tingkat pemerataan pendapatan penduduk. Koefisien Gini Ratio yang semakin mendekati nol menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk semakin rendah.

Gini Ratio Provinsi Sultra per Maret 2021 sebesar 0,39. Diharapkan, capaian Gini Ratio  Sultra akan terus menurun sehingga target di akhir periode mampu dicapai sebesar 0,38 poin. Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, maka tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk di Sultra berada dalam kategori sedang.

Indikator ketiga, angka kemiskinan. Sejak pasangan AMAN dilantik, angka kemiskinan telah berhasil diturunkan dari 11,32 persen pada tahun 2018 menjadi 11 persen pada bulan Maret 2020. Namun dampak Covid-19 mengakibatkan persentasenya kembali meningkat pada bulan September 2020 yang mencapai 11,69 persen.

Selanjutnya, seiring dengan pemulihan ekonomi di berbagai sektor, pada Maret 2021 angka kemiskinan kembali mengalami penurunan yang mencapai 11,66 persen atau mencapai 318.700 orang.

“Kondisi ini terjadi salah satunya disebabkan oleh banyaknya penduduk yang kehilangan pekerjaan serta rentan miskin sehingga tidak dapat bertahan akibat ketidakmampuannya memenuhi kebutuhan dasar,” kata Gubernur.

Indikator keempat, tingkat pengangguran. Angka pengangguran terbuka di Sultra pada bulan Februari 2021 mencapai 4,22 persen.  Kondisi ini mengalami penurunan 0,36 persen jika dibandingkan dengan Agustus 2020.

Perbaikan kondisi ekonomi di tengah pandemi memicu kenaikan penyerapan tenaga kerja. Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian, kehutanan dan kelautan. Disusul sektor pertambangan dan penggalian serta industri pengolahan dengan serapan tenaga kerja mencapai 60 persen.

Secara total, perekonomian Sultra tahun 2020 menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 130,18 triliun rupiah atas dasar harga berlaku. Sedangkan atas dasar harga konstan tahun 2010,  mencapai Rp 93,45 triliun. Namun, angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2019 akibat pandemi.

“Indikator-indikator tersebut memberikan pesan kepada kita semua bahwa dampak pandemi Covid-19 yang memukul pertumbuhan lapangan usaha, perlu dijawab dengan program dan kegiatan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat,” papar Gubernur.

Dikatakan, perhatian terhadap implementasi lima program prioritas yang tercantum dalam perubahan RPJMD 2018-2023 perlu ditingkatkan lagi mulai perencanaan, penganggaraan hingga pelaksanaannya pada tahun-tahun yang akan datang.

Gubernur menegaskan bahwa kemajuan pembangunan yang dicapai tidak terlepas dari dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Untuk itu, Gubernur menyampaikan ucapan terima kasihnya pada seluruh elemen yang mendukung sehingga penyelenggaraan pemerintahan, kebijakan pembangunan, dan pelayanan publik dapat terlaksana seperti yang disaksikan dan dirasakan saat ini.

Dukungan dan kekompakan juga dibutuhkan pemerintah daerah dari seluruh stakeholder yang ada termasuk masyarakat agar kegiatan pembangunan berjalan efektif. Khusus kepada seluruh organisasi perangkat daerah, Gubernur menginstruksikan agar melakukan langkah-langkah inovasi, berpikir dan bertindak cepat.

“Kembali Saya ingatkan, bahwa saat ini kita berburu dengan waktu. Jika kita tidak bergerak cepat melakukan lompatan berpikir dan bekerja, maka pasti ketinggalan dan akan banyak program terbengkalai, yang akhirnya pembangunan tidak akan maksimal,” kata Gubernur.

Pada kesempatan itu, Wakil Gubernur Lukman Abunawas juga memberikan sepatah kata tentang capaian yang diraih pemerintahannya bersama Gubernur dalam tiga tahun terakhir. Tentu saja, kata Wagub, pemerintahan yang dijalankan memiliki kekurangan dan kelebihan.

Namun, yang pasti dirinya bersama Gubernur akan terus bahu-membahu untuk menuntaskan amanah yang diberikan masyarakat Sultra selama lima tahun. Sebagai Wakil Gubernur, kata Wagub, dirinya akan selalu setia dan taat mendampingi Gubernur menjalankan pemerintahan.

Suasana haru tampak menyelimuti hadirin manakala Wagub menyinggung istri mereka berdua, yang telah berpulang. Istri Wagub, Ibu Yati Lukman, wafat pada Juni 2019 silam. Lalu, disusul istri Gubernur, Ibu Agista Ariany, yang wafat pada Juli 2021 lalu.

Saat saling bertukar cinderamata bersama dengan Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Shaleh dan Bupati Kolaka Timur Andi Merya Nur, Gubernur dan Wagub saling berpelukan hangat. Suasana diliputi keharuan.

Acara ekspose kali ini dihadiri oleh unsur Forkopimda Sultra, Sekretaris Daerah, dan juga mantan Wakil Gubernur Sultra Yusran Silondae, serta sejumlah kepala daerah kabupaten/kota yang ada di Sultra.

(SN)