Upaya Penurunan Stunting di Koltim Terus Digenjot, Pemda Gelar Rapat Koordinasi Teknis

waktu baca 3 menit
Rapat Koordinasi Teknis Tim Percepatan Penurunan Stunting, dipimpin langsung Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah, Andi Muhammad Iqbal Tongasa, di Aula Rapat Bappeda Koltim, Jumat (11/3/2022). Foto Nalda Zabila/SultraNews.co.id

KOLAKA TIMUR – Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Rapat Koordinasi Teknis Tim Percepatan Penurunan Stunting di Aula Rapat Bappeda Koltim, Jumat (11/3/2022).

Diketahui, stunting merupakan agenda pembangunan nasional, dalam rancangan pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN) IV Tahun 2020-2024 yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo yang mempunyai tujuh agenda pembangunan, salah satunya adalah meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas dan Berdaya sain.

Pejabat Pelaksana Bupati Koltim Sulwan Aboenawas, melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah, Andi Muhammad Iqbal Tongasa mengatakan, kegiatan tersebut merupakan rapat awal tentang stunting dalam rangka mensingkronkan dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), lingkup Pemda Koltim.

“Ini merupakan rapat awal. Rapat berikutnya akan dihadiri bapak bupati dan sekda, sebagai salah satu syarat dari kegiatan ini harus komplit, jelas,” Iqbal Tongasa.

Untuk itu, agar kegiatan tersebut terlaksana dengan baik, kata Iqbal Tongasa panggilan akrab Asisten Perekonomian dan Pembangunan ini, bakal melakukan pengecekan pada setiap OPD terkait, serta sejauh mana persiapan mereka dalam rangka intervisi di lapangan,” ujarnya.

Mantan Sekda Koltim ini pun mengungkapkan, jika dirinya yang mewakili Bupati Koltim dalam rapat tersebut, berharap agar semua OPD bisa berperan penting dalam kegiatan penurunan stunting demi mewujudkan Koltim yang lebih baik.

“Karena ini program nasional, saya mengharapkan agar semua pihak bisa terlibat dalam upaya menurunkan angka stunting,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Koltim Dr. Mustakim Darwis menambahkan, jika kegiatan rapat tersebut merupakan pembahasan tentang bagimana kerja sama tim dalam upaya percepatan mampu bekerja dengan baik.

Hal itu dimaksudkan agar target nasional dalam upaya penurunan stunting itu bisa tercapai hingga diangka nol. Dalam artian, di Koltim ini tidak ada lagi kasus stunting.

Baca Juga :  Pj Bupati Konawe Terima Penghargaan Serta Dapat Insentif Rp 29 M

“Upaya penurunan stunting ini sesuai perintah undang-undang melalui Pepres Nomor 72 Tentang Percepatan Penurunan Stunting. Sehingga diharapakan masing masing OPD terkait dapat bekerja sesuai dengan fungsinya agar stunting di Koltim ini bisa diturunkan dan kalau bisa menjadi nol persen,” imbuhnya.

Lebih lanjut Doktor muda asal Koltim itu menuturkan jika kedepannya Koltim mampu meraih bonus Demografi, yang artinya jumlah penduduk yang ada saat ini bisa berdaya saing untuk menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen pada tahun 2024 mendatang.

“Pada tahun 2030 nanti, sesuai dengan target estijis kita harapkan Koltim ini sudah tidak ada lagi kasus stunting,” tuturnya.

Mustakim Darwis sapaan akrab Kepala Bappeda Koltim menjelaskan, pihaknya akan mengundang para OPD untuk bersama mendiskusikan hal-hal yang pokok sebagai, percepatan prastunting. Sebab hal tersebut memerlukan komitmen yang kuat dari semua pihak terkait untuk berkolaborasi.

“Kunci utama untuk memastikan program kegiatan ini benar-benar berhasil menurun stunting, tergantung kerja teman-teman dari OPD, Camat, Kelurahan dan Desa. Karena didalamnya ada 8 aksi yang akan kita urus bersama,” jelasnya.

Begitupula dengan Kepala Dinas Kesehatan Koltim Barwik Sirait. Kata Barwik, target penurunanan stunting
untuk Koltim berdasarkan dari target nasional.

Target nasional saat ini, berada diangka 14 persen. Sehingga semua daerah juga mampu mencapai angka tersebut. Sehingga Koltim kedepannya mampu mencapai angka nasional tersebut.

Ia pun menyebutkan, bahwa rapat terkait penurunan stunting dalam setahunya bakal dilaksanakan minimal 8 kali. Karena kata dia, setiap aksi harus ada pertemuan.

“Jadi mulai dari aksi pertamanya bisa analisa programnya seperti apa kalau yang itu tadi pokusnya menyamakan persepsi,”jelasnya.

Laporan: Nalda Zabila