Viral Semut Tomcat di Medsos, Dinkes Pastikan Sultra Aman

waktu baca 2 menit
Gambar semut Tomcat (Foto. Ist)

Kendari – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), angkat bicara soal teror semut Tomcat yang saat saat ini hebohkan masyarakat dan viral di media sosial (Medsos).

Berdasarkan hasil penelitian dan pemantauan Dinkes, jenis semut yang dikabarkan disebut-sebut beracun itu belum masuk di wilayah Sultra.

“Untuk semut Tomcat itu sampai saat ini belum ada laporan. Kami biasa memantau semua jenis penyakit potensi Kejadian Luar Biasa (KLB), itu melalui sistem kewaspadaan dini penyakit (SKDP). Semut jenis itu sampai saat ini belum masuk dalam kategori KLB atau wabah,” ujar Plt Ka Dinkes Sultra, Usnia saat dihubungi sultranews.co.id pada Senin (16/11/2020).

Usnia menerangkan, secara nasional Kementerian Kesehatan juga belum menetapkan jenis semut tersebut sebagai wabah atau penyakit yang sifatnya KLB.

“Pada tahun 2018 lalu memang pernah ada kejadian di Jawa, tetapi bukam sesuatu yang dapat menyebabkan penyakit KLB,” terangnya.

Kendati demikian, Usnia menyebut pihaknya tetap akan melakukan antisipasi dan pemantauan terhadap suatu penyakit yang berpotensi terjadinya KLB khususnya di wilayah Sultra.

“Intinya kalau ada informasi, rumor dan sebagainya dari masyarakat itu akan segera kita tindak lanjuti untuk diverifikasi di lapangan,” jelas Usnia.

Diketahui, akhir-akhir ini warga sedang dihebohkan dengan teror wabah semut Tomcat. Namun ternyata pada beberapa tahun lalu, Indonesia juga pernah dihebohkan oleh hewan ini. Hanya saja pada saat itu hewan ini lebih dikenal dengan nama tomcat.

Nama lain dari serangga ini adalah tomcat, semut Semai atau kumbang Rove. Anatomi tubuhnya ramping, saat berjalan bagian belakang tubuhnya melengkung ke atas. Panjangnya 7 sampai 10 mm dengan lebar 0,5 sampai 1 mm. Bagian kepala berwarna hitam dengan toraks (dada) dan abdomen (perut) berwarna oranye atau merah yang diduga sebagai sinyal bagi musuh-musuhnya.

Laporan. Wayan Sukanta