Warga BUTUR Sayangkan Sikap Ajudan Bupati, yang Diduga Aniaya Warga
SultraNews – Salah satu warga sekaligus Aktifis dari Buton Utara (Butur) yang juga merupakan mahasiswa di Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Haluoleo (UHO) Kendari Rinald, sangat menyayangkan tindakan Represif ajudan bupati Butur yang diduga telah menganiaya warga Bau-Bau yang bernama Ical, saat hendak masuk ke Kapal Feri Pelabuhan Amolengu, Kolono Timur, pada Jumat (06/12/2019) sekira pukul 11:00 WITA, kemarin.
Rinald menceritakan, kejadian itu bermula dari korban (Ical) yang diarahkan masuk di dalam Kapal Feri dengan motornya. Tiba tiba datang rombongan mobil bupati Butur, kemudian motor si korban dan dua orang lainnya dikeluarkan oleh petugas Kapal tersebut, dengan alasan rombongan bupati Butur akan masuk ke dalam kapal.
Si Korban (Ical) pun akhirnya mengalah. Tak lama kemudian datang dua orang ajudan bupati yang langsung memegang dan memukul kepalanya.
“Saya selaku masyarakat yang notabene mahasiswa dan aktifis Butur, sangat menyayangkan sikap represif ajudan bupati Butur. Saya berharap kejadian ini tidak terulang untuk kedua kalianya. Karena ini adalah wujud bagian kepedulian saya terkhususnya di Kabupaten Butur yang dimana daerah saya sendiri,” tutur Rinald kepada media ini, Sabtu (7/12/2019).
Sementara itu, ajudan bupati Butur La Nudi, yang dikonfirmasi oleh media ini melalui telepon selulernya menepis jika dirinya telah melakukan tindakan represif tersebut.
Menurut dia, dirinya hanya sebatas menegur orang tersebut, karena telah membunyikan motornya sambil dimainkan gas motornya. Tetapi karena orang tersebut tak punya etika, akhirnya dia (Anudi) menoki helem orang itu.
“Terlalu kasar kalau saya dikatakan telah menganiaya orang tersebut. Saya hanya menegurnya, karena jarak motornya dia dan mobil bupati berjarak dua meter. Lantas orang tersebut tidak mau mendengar pada saat saya tegur. Karena tidak mau mendengar, akhirnya saya toki helm motornya. Kata La Nudi.
Atas kejadian itu, Anudi menyayangkan sikap terhadap orang tersebut. Menurut dia, dirinya hanya memberikan pembelajaran saja agar tidak berbuat seperti itu.
Akan tetapi, Anudin juga memohon maaf jika sikapnya itu telah membuat warga Bau-Bau terkhusus warga Butur tidak terima.
“Melalui media ini, Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya dan setinggi-tingginya terhadap sikap saya. Saya hanya orang biasa yang tidak luput dari kesalahan,” ucapnya.
Laporan : Wa Ode Suniati A