Warga Wawonii Kembali Laporkan Dugaan Kasus Penyerobotan Lahan

waktu baca 2 menit
Aktivitas alat berat saat melakukan penggusuran di salah satu lahan warga milik Idris (Sumber. Idris untuk sultranews.net)

sultranews.net – Polemik dugaan penyerobotan lahan di Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara (Sultra), kembali dilaporkan warga ke Polisi.

Kasus ini dilaporkan oleh seorang warga bernama Idris didampingi kuasa Hukumnya, Anselmus AR Masihu, membawa sejumlah bukti di Polres Kendari.

“Hari ini kami memdampingi Bapak Idris, warga dari Desa Sukarela Jaya yang menjadi korban penyerobotan lahan.  Namun belum dapat kita pastikan dari perusahan tambang mana,” ujar Direktur LBH Kendari, Anselmus saat  ditemui Mapolres Kendari, pada Rabu (14/8/2019).

Dalam aduan tersebut, Anselmus menyebutkan ada sekitar 101 meter persegi lahan milik warga yang diserobot tanpa ada ganti rugi maupun kompensasi melalui kesepakatan.

“Penyerobotan lahan ini diduga dilakukan oleh orang suruhan perusahaan tambang pada 16 Juli 2019 lalu. Karena pada saat itu oknum-oknum tersebut menggunakan atribut safety perusahaan tambang. Selain itu ada juga alat berat exapator yang digunakan saat merusak lahan warga,” terangnya.

Aktivitas alat berat di atas lahan yang diklaim milik warga bernama Idris, Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara

Anselmus menyebutkan, didalam lahan milik Idris telah banyak terdapat tanaman jangka panjang maupun pendek yang sudah  produktiv. Namun, kondisi kini semuanya sudah rusak bahkan telah rata tanah di lahan tersebut.

“Kerugian materil diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.  Sementara kita ajukan laporan pengaduan ini dan akan terus kita kawal kasus ini sampai tuntas,” tegas Anselmus.

Sementara itu, Idris yang ditemui di Mapolres Kendari, membeberkan peristiwa penyerobotan yang terjadi di lahannya sendiri pada pertengahan Juli 2019 lalu.

“Waktu itu saya tidur dikebun jaga tanaman, besok paginya saya pulang makan. Setelah itu saya hendak kembali ke kebun, ditengah jalan ketemu pria yang saya kenal berinisial SL. Dia bilang kita sama-sama ke kebun untuk menentukan batas lahan kebun saya. Begitu sampai di kebun, semua tanaman sudah rusak dan tidak ada lagi orang, yang ada hanya exapator,” kata Idris.

Idris juga menyebutkan beberapa tanaman miliknya sudah rusak setelah digusur alat berat. Harapanya  untuk dapat menikmati hasil kebunnya pupus, tanaman yang dirawatnya bertahun-tahun hancur hanya dalam hitungan jam.

“Didalam kebun saya itu ada pohon jambu mete, kelapa, kopi, cokelat, pisang dan pohon pinang,” ucap Idris dengan mata berkaca-kaca didepan sejumlah awak media.

Liputan. Wayan Sukanta