Kronologi Ayah Bejat Cabuli Dua Putri Kandungnya di Kendari
sultranews.net – Aksi bejat pencabulan seorang ayah berinisial A (43) tahun, terhadap dua putri kandungnya di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, menyimpan cerita memilukan, Kamis (16/1/2020).
Entah setan apa yang merasuki ayah empat anak itu, sehingga tega dua putri kandungnya yang masih berumur belasan tahun dicabuli.
Mirisnya lagi, kedua putrinya sebut saja Bunga dan Mawar, terpaksa putus sekolah akibat ulah pelaku.
Kakek korban berinisial AR, menuturkan kejadian itu berawal dari kondisi rumah tangga pelaku mulai retak dan pisah ranjang dengan istrinya.
“Istrinya sudah lama pergi tinggalkan suaminya karena tidak kuat atas kelakuannya. Sehingga keduanya pisah dan telah lama tidak berkomunikasi. Sejak saya tahu itu, saya meminta agar anak-anaknya ikut saya supaya dua anaknya yang baru lulus SMP dan SMA bisa lanjut lagi,” tuturnya saat ditemui Sultra News di Polsek Baruga, Kamis (16/1/2020).
Lanjut AR, namun permintaannya itu ditolak oleh pelaku. Keempat anaknya dipaksa tetap ikut dan tinggal bersama ayahnya.
“Saya minta agar kedua anaknya yang baru lulus SMP dan SMA itu ikut saya, agar bisa dilanjutkan ke SMA dan kuliah. Tapi dia menolak baru alasannya mau dibawa tinggal di Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel),” katanya.
“Saya telpon-telpon terus beberapa kali kalau cucu saya yang angkat bilangnya lagi di Palopo, begitu terus setiap saya telelpon. Beberapa waktu malam lalu, cucu saya ini miscall saya tengah malam langsung saya telepon kembali. Pasnya diangkat, cucu pertama saya itu lagi menangis, saya tanya tapi dia bilang tidak apa-apa terus,” ucap AR.
AR mengaku, terbongkarnya pelaku mencabuli kedua cucunya itu setelah ditangkap Polsek Baruga.
“Saya baru dapat kabar, tiba-tiba cucu pertama saya beranikan diri melapor di Polsek Baruga. Disitu saya baru tahu semuanya, ternyata selama ini bilangnya ada di Palopo itu bohong. Ternyata selama ini bapaknya sewa kos di Kendari, sama-sama tinggal,” bebernya.
Kepada AR, kedua cucunya mengaku kerap diancam akan dipukul menggunakan palu, jika berani buka bicara terkait tempat tinggalnya.
“Jadi pelaku ancam cucu saya itu pakai palu kalau dia tidak mau diajak begituan, baru dilarang kasitau saya dimana dia tinggal,” ungkap AR.
Laporan. Wayan Sukanta