Rawan Penjarahan, Pengungsi Korban Banjir di Desa Ambulanu Cemas

waktu baca 2 menit
Warga Desa Ambulanu, Kecamatan Pondidaha, Konawe yang mengungsi di salah satu tempat penggilingan warga, Minggu (19/7/2020), Foto. Sultra News

Konawe – Sebanyak 140 Kepala Keluarga (KK) yang menjadi korban dampak banjir di Desa Ambulanu, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), masih bertahan di lokasi pengungsian darurat, Minggu (19/7/2020).

Para pengungsi dari Desa tersebut kini tengah harap-harap cemas dengan kondisi rumah mereka. Sebab saat ini tengah marak terjadi penjarahan karena ditinggal mengungsi.

Kepala Desa (Kades) Ambulanu, Kadek Triawan mengatakan, penjarahan pernah terjadi pada rumah warga yang ditinggal mengungsi pada banjir tahun lalu.

“Pernah kejadian waktu banjir tahun lalu, ditinggal mengungsi banyak barang-barangnya warga yang hilang dijarah. Jadi makanya kami memilih mengungsi tidak jauh dari pemukiman karena kawatir terjadi lagi,” ujar Kadek kepada Sultra News, Minggu (19/7/2020).

Terkait hal itu, lanjut Kadek, warga tidak berani meninggalkan jauh untuk mengungsi untuk mempermudah mengawasi rumah mereka yang ditinggal.

“Disini warga sesekali pulang melihat rumahnya yang ditinggal mengungsi. Mereka masih traumah karena takut nanti dijarah lagi barang-barang mereka,” ucapnya.

Untuk diketahui, banjir masih merendam empat Desa di Kecamatan Pondidaha. Keempat Desa itu yaitu Laloika, Wonua Monapa, Lalonggotomi dan Ambulanu.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe, tercatat 536 KK di Kecamatan Pondidaha yang menjadi korban banjir dan kini tengah mengungsi tersebar di beberapa tempat. (SN)

Baca Juga :  Banjir Meluas ke 11 Kecamatan di Konawe, 550 KK Mengungsi

[feed url=”https://sultranews.co.id/category/peristiwa/” number=”5″]