Taman Wisata Kea-Kea Pilihan Masyarakat Sultra di Akhir Pekan
KOLAKA, Sultranews.co.id – Di tengah-tengah padatnya rutinitas, kita perlu meluangkan waktu untuk sekedar menghilangkan penat dengan berlibur ke tempat-tempat yang menyenangkan dan menenangkan.
Untuk itu, berkunjung ke destinasi wisata alam menjadi pilihan saat akhir pekan. Salah satu destinasi wisata alam yang bisa dikunjungi untuk mengisi libur akhir pekan dan mengobati lelah setelah beraktivitas seharian adalah Taman Wisata Kea-Kea.
Taman Wisata Kea-Kea merupakan destinasi wisata alam yang terletak di Kelurahan Ulunggolaka, Kecamatan Latambaga, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) ini, sangat mudah dijangkau menggunakan motor atau mobil.
Untuk menuju ke sana, wisatawan hanya menempuh perjalanan dengan waktu kurang lebih 25 menit dari ibukota Kabupaten Kolaka. Baik itu menggunakan mobil maupun motor.
Sebelum tiba ke lokasi permandian, pengunjung akan menempuh jalur menanjak dan sedikit ekstrem. Namun tenang saja, perjalanan Anda dipastikan tidak akan sia-sia karena di sisi kiri dan kanan jalan, pengunjung akan bisa menikmati pemandangan jejeran pohon cengkih milik penduduk. Pengunjung juga akan bisa melihat perairan Teluk Bone dari atas bukit.
Setelah menyusuri jalan menanjak, pengunjung akan memasuki pos yang dijaga oleh petugas. Di sini warga akan dikenakan biaya masuk sebesar Rp 5.000 per kepala. Meski terbilang masih alami, destinasi wisata yang juga menjadi bumi perkemahan di Kolaka ini, memiliki kondisi jalan yang sudah teraspal.
Taman wisata Kea-kea dikelola Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Mangolo merupakan kawasan konservasi yang dilindungi. Membuat taman wisata ini memiliki panorama alam yang masih sangat terpelihara kelestarian dan keasriannya.
Wisata Alam Kea-Kea memiliki mata air panas yang menyatu dengan aliran sungai, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun non lokal yang ingin menghabiskan hari libur bersama keluarga atau teman-teman tercinta.
Sumber air panas tersebut keluar dari bagian sisi tepian sungai yang saat ini jumlah sumber air panasnya berjumlah lima dan telah banyak pula yang sudah tidak mengeluarkan air panas.
Sejumlah fasilitas pendukung wisata juga telah dilengkapi pengelola. Seperti cottage untuk penginapan, aula, gazebo, tempat ibadah, toilet, serta area parkir yang luas.
Untu sewa gazebo ada bermacam-macam harga dari yang ukurannya sedang dengan harga Rp. 30.000 hingga yang besar dengan harga Rp. 50.000 sementara untuk sewa penginapan dan aula itu berkisar Rp. 300.000 permalam.
Selain sejumlah fasilitas di atas Wisata Alam Kea-Kea juga menyajikan wahana tempat berswafoto, tempat bermain anak, serta wahana flying fox dengan melintasi gunung diantara Sungai Kea-Kea.
Di sekitar sungai tempat sumber air panas juga terdapat pedagang, sehingga anda tidak perlu khawatir kekurangan stok makanan saat berkunjung.
Salah satu Pengelola Taman Wisata Kea-Kea, Abdul Wahid mengatakan, sejak dibuka awal 2018, permandian yang termasuk dalam kawasan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Mangolo ini ramai dikunjungi masyarakat.
“Untuk pengelolaan wisata ini kami langsung dari Dinas Pariwisata Kabupaten Kolaka,” ungkapnya.
Wahid menjelaskan selain sebagai tempat wisata, Kea-Kea juga biasa di gunakan sebagai tepat rapat, kegiatan Pramuka, dan pengkaderan untuk para mahasiswa yang ada di Kolaka.
“Biasa juga anak-anak geng motor kalau ada tamunya dari luar daerah pasti buat kegiatan disini,” jelasnya.
Ia juga mengatakan untuk luas area wisata yang diizinkan untuk dikelola sebagai objek wisata oleh BKSDA seluas 2 Hektare.
“Namun untuk panjang sungai itu ada sekitar 5 Kilometer dan yang yang diolah sebagai objek wisata itu sekitar 1 Kilometer,” jelasnya.
Salah satu penjual di Taman Wisata Kea-Kea, Wiwin mengatakan, wisata ini akan sangat ramai dikunjungi setiap hari-hari libur.
“Selain hari libur biasanya ramai juga kalau ada kegiatannya orang dinas, atau hari raya,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu pengunjung Taman Wisata Kea-Kea, Ariani mengatakan dirinya baru pertama kali mengunjungi tempat ini dan sensasinya luar biasa.
“Saya dari Kendari, ini baru pertama kali saya datang mirip dengan boro-boro tapi ini versi besar dan lengkapnya,” tuturnya.
Ia juga mengatakan yang membuat unik dan berbeda wisata ini karena terdapat dua sumber air yang berdampingan yaitu air panas dan dingin.
“Walaupun tidak terlalu besar air panasnya tapi ini unik, baru air dinginnya luar biasa dingin kayak es,” ungkapnya. (Adv)
Laporan : Dedi
Editor : Jaspin