Brimobda Sultra Gelar Simulasi Penanganan Wabah Covid-19
Kendari – Personil Subden KBR Detasemen Gegana dan Poliklinik Sat Brimob Polda Sulawesi Tenggara (Sultra), menggelae simulasi penanganan wabah virus Corona (Covid-19), pada Rabu (18/3/2020).
Simulasi itu di gelar di Markas Komando (Mako) Brimobda Sultra dengan menggunakan peralatan deteksi suhu butuh dan Alat Pelindung Diri (APD) lainnya.
Skenario pada simulasi itu, tiga orang penumpang pesawat Sultra Air yang baru saja tiba di Bandara Haluoleo dilaporkan menderita gejala klinis yaitu demam, batuk dan sesak nafas.
Setelah mendapat laporan itu, ATC Kemudian berkoordinasi dengan UPBU Haluoleo untuk segera mengambil langkah penindakan terhadap 3 penumpang tersebut.
Kepala UPBU Haluoleo yang menerima informasi itu langsung menginstruksikan posko kedaruratan kesehatan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam menentukan respon penanggulangan.
Selanjutnya, Bidang Kesehatan, Bidang Keamanan, Bidang Informasi dan Komunikasi serta Bidang Logistik melakukan persiapan sesuai SOP.
Pesawat telah mendarat di remote area atau zona karantina. Tim Verifikasi yang terdiri dari pejabat karantina KKP Kelas II Kendari yang telah menggunakan APD menuju pesawat Sultra Air untuk memverifikasi laporan.
Tim Verifikasi KKP berkoordinasi dengan awak pesawat dan memberikan masker N95 Kepada penumpang sakit yang telah dipindahkan ke bagian belakang pesawat.
Tim verifikasi melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terhadap penumpang sakit dan screening suhu menggunakan thermal gun kepada penumpang lainnya.
Bagi penumpang yang dinyatakan suspek akan turun dari pesawat dijemput oleh tim evakuasi melalui jalur yang berbeda dengan penumpang lainnya.
Tim evakuasi kemudian melakukan evakuasi suspek yang telah di disinfeksi dengan menggunakan ambulans menuju ruang isolasi diluar apron.
Penumpang sehat turun melalui pintu terpisah kemudian didisinfeksi oleh tim KBR selanjutnya menggunakan bus menuju terminal dan pulang ke rumah masing-masing dengan dibekali HAC dan edukasi untuk isolasi diri di rumah.
Penumpang yang kontak erat turun terakhir kemudian di disinfeksi oleh tim KBR selanjutnya menggunakan bus khusus menuju tempat karantina.
Setelah sampai di tenda isolasi orang-orang yang terduga terpapar COVID-19 diterima oleh tim kesehatan untuk diperiksa serta distabilkan kondisinya lalu hasilnya dicatat dan dilaporkan saat berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan COVID-19 di Sultra dalam hal ini Rumah Sakit Bahteramas.
Semua petugas yang terlibat, ambulans dan alat angkut dilakukan dekontaminasi oleh KBR dengan menggunakan larutan BX29 untuk memutus mata rantai penularan dari petugas dan alat Angkut ke lingkungan sekitarnya.
Setelah ambulans yang mengantar pasien ke rumah sakit rujukan tiba di Rumah Sakit Bahteramas selanjutnya sesuai prosedur, pasien ditempatkan di ruang high risk dan diperiksa oleh dokter.
Setelah pasien ditangani oleh tim Rumah Sakit Bahteramas sesuai dengan keluhannya. Tim dari Rumah Sakit Bahteramas akan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk melaporkan kasus baru untuk di hari berikutnya diambil sampelnya dan dikirim ke laboratorium di Jakarta untuk hasilnya akan diterima 3 sampai 5 hari setelah pengiriman sampel.
Jika dalam menunggu hasil pasien mengalami perburukan kondisi kesehatan telah disediakan ventilator Rumah Sakit Bahteramas.
Tim KBR juga melakukan dekontaminasi kepada personilnya. Lalu, penumpang yang kontak erat dilakukan karantina selama 14 Hari.
Selama di karantina dilakukan pengawasan kesehatan dan pengawasan keamanan semua orang yang dikarantina dilakukan pembatasan interaksi kepada orang lain dan pembatasan sosial.
Para penumpang akan sepenuhnya berkegiatan di dalam tenda karantina di dalam pengawasan tim terpadu dan tidak diperbolehkan keluar.
Setiap pagi dilaksanakan olahraga bersama dan ada kegiatan bebas di mana para penumpang ini dapat memilih sarana rekreasinya masing-masing untuk menghilangkan rasa bosan dengan bermain gitar dan ada yang bermain catur
Para penumpang yang dikarantina akan dievaluasi status kesehatannya 3 kali dalam sehari. Apabila sakit akan dipisahkan ke tenda rumah sakit dan akan kembali dikarantina.
Jika sudah dinyatakan sehat untuk menyelesaikan masa karantina nya. Diasumsikan 14 hari setelah berlalu tim karantina akan mengumumkan kepulangan peserta karantina.
Laporan. Wayan Sukanta