Kisah Pilu Rasmadi, Penderita Tumor Asal Butur dengan Kondisi Memprihatinkan
Buton Utara – Nasib pilu dialami Rasmadi (43) tahun, warga asal Desa Kalibu, Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara (Butur) Sulawesi Tenggara, hanya dapat terbaring lemas menahan rasa sakit pada bagian lutut kakinya yang terus mengalami pembengkakan sejak tujuh bulan terakhir, Sabtu (28/3/2020).
Ayah tiga orang anak itu tidak dapat berbuat banyak selain pasrah menghadapi rasa sakit yang dideritanya selama berbulan-bulan. Belum lagi di tambah dengan keadaan ekonomi sulit, membuat Rasmadi hanya bisa tabah.
Terkadang jika rasa sakit itu kambuh, Rasmadi hanya mengandalkan ramuan herbal dari dedaunan yang tumbuh di sekitar rumahnya. Bahkan, jika perut mulai terasa lapar pria dengan kulit yang mulai rapuh ini hanya makan seadanya.
Sehari-hari, Rasmadi tinggal bersama anak keduanya bernama La Ceta, sedangkan istrinya telah lama berpisah dan membawa puteri ketiganya. Di rumah berukuran kecil tempat Rasmadi dan putera keduanya tinggal, kondisinya juga memperihatinkan dan terlihat dinding yang terbuat dari papan sudah mulai lapuk termakan rayap tanah.
Anak kedua Rasmadi kini sudah tidak bersekolah lagi karena keterbatasan biaya. La Ceta saat ini sehari-hari bekerja sebagai buruh cetak batu merah menggantikan ayahnya yang dulu juga pernah menggeluti pekerjaan tersebut.
Sejak Rasmadi sakit, puteranya lah yang saat ini menjadi tulang punggung keluarga mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hasil dari jerih payahnya sebagai buruh tukang cetak batu bata hanya sekedar cukup untuk makan saja.
Kehidupan Rasmadi memang sangat tragis, ibarat ‘sudah terjatuh tertimpa tangga pula’. Bagaimana tidak, baru-baru ini puteri pertamanya yang telah menikah dan dikaruniai seorang cucu, dilarikan ke rumah sakit setelah ditikam menggunakan senjata tajam oleh suaminya sendiri.
Kondisi Puterinya saat ini mengalami hal yang sama, tidak memiliki biaya untuk menjalani operasi akibat luka tusukan senjata tajam tesebut yang mengenai paru-parunya.
Rasmadi pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Butur selama beberapa hari dengan diagnosa medis Tumor, namun tidak mengalami perubahan yang signifikan. Akibat keterbatasan alat kesehatan dan tenaga ahli, Dokter menyarankan Rasmadi dirujuk ke Rumah Sakit lain untuk mendapat tindakan yang lengkap.
Namun Rasmadi tidak dapat memenuhi saran rujukan tersebut, karena faktor keterbatasan biaya. Pasalnya dia tahu jika harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap akan membutuhkan biaya besar.
Sejak itu, Rasmadi hanya bertahan hidup di rumahnya saja sambil menahan rasa sakit Tumor yang dideritanya. Sesekali warga sekitar datang memberikan bantuan sekadarnya berupa bahan makanan dan lainnya.
Selama tujuh bulan menderita sakit, Rasmadi mengaku belum pernah mendapat sentuhan dari Pemerintah untuk memberikan bantuan. Padahal, lelaki ini berharap besar Pemerintah dapat turun tangan dan membantu untuk biaya operasi Tumornya di rumah sakit.
Laporan. Shun Waode
Editor. Wayan Sukanta