Lomba LASQI Tingkat Provinsi di Butur Resmi Dibuka, Dua Kabupaten Absen

waktu baca 6 menit
Bupati Butur Dr. H. Muh. Ridwan Zakariah, M.Si, didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Dr. Hj. Nur Endang Abbas, S.E., M.Si, saat memulai pemukulan Bedug, tanda dimulainya Pestival Seni dan Qasidah berskala besar tingkat Provinsi Sultra, Senin (21/11/2021). Foto: Al Iwal

BUTON UTARA – Festival Seni dan Qasidah berskala besar III Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) di Buton Utara (Butur) resmi di buka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Dr. Hj. Nur Endang Abbas, S.E., M.Si, pada Senin kemarin (22/11/2021).

Pembukaan tersebut bertempat di Stadion Bahteramas Bukit Lamoliandu, Kecamatan Kulisusu, Butur yang dihadiri oleh seluruh peserta Festival dari Kabupaten/Kota se Sultra.

Dalam sambutannya, Sekda Sultra, Nur Endang Abbas, mewakili Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra menyampaikan penghargaan dan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Butur, dan pengurus Lembaga Seni dan Qasidah Indonesia (Lasqi) Butur yang telah mempersiapkan dan memfasilitasi kegiatan festival Seni dan Qasidah berskala besar III Provinsi Sultra.

“Ini semua disiapkan sepenuhnya dan disupporting sepenuhnya oleh Pemkab Butur melalui APBD Butur,” kata Nur Endang Abbas.

Kata dia, seni qasidah sebagai salah satu seni budaya islam telah menjadi bagian dari tradisi khasanah budaya bangsa Indonesia.

Lomba LASQI Tingkat Provinsi di Butur Resmi Dibuka, 2 Kabupaten Absen
Suasana Pembukaan Lomba LASQI Tingkat Provinsi di Butur. Foto: Al Iwal

Oleh karena itu wajib untuk kepada semua pihak, segenap bangsa dan seluruh masyarakat untuk selalu mensosialisasikan agar kemudian dapat lebih meningkatkan pelaksanaan seni budaya qasidah dalam kehidupan masyarakat.

Masih kata dia, Kehadiran dan eksistensi seni qasida di tanah air sebagai salah satu media syiar dan dakwah keagamaan.

Dinilai memiliki peran penting dan strategis dalam memberikan ruang bagi masyarakat, khususnya generasi muda untuk menyalurkan minat dan bakatnya melalui seni dan budaya yang bernafaskan niai-nilai religi di mana lagu-lagu qasidah mengandung unsur ajakan dan nasihat kebaikan sesuai dengan tuntutan ajaran agama islam.

Ia menambahkan, dengan seni budaya islam tersebut diharapkan mampu menjadi benteng dan perisai terhadap pengaruh budaya global yang dikhawatirkan dapat mendegradasi moralitas masyarakat, di samping itu melalui seni qasidah diyakini mampu menjadi daya dorong yang kuat bagi terwujudnya generasi anak bangsa yang beriman, bertakwa dan berakhlakul karimah.

“Penyelenggaran festival seni qasidah hendaknya tidak diwarnai sebatas iven lomba semata, tetapi lebih dari itu harus dimaknai pula sebagai salah satu kegiatan strategis, terkait dengan pembinaan dan pengembangan seni budaya islam yang berkelanjutan,” imbuhnya.

Lomba LASQI Tingkat Provinsi di Butur Resmi Dibuka, Dua Kabupaten Absen
Nampak para peserta Lasqi dari berbagai Kabupaten/Kota se Sulawesi Tenggara (Sultra), memasuki lapangan pelaksanaan upacara pembukaan Lasqi tersebut. Foto: Al Iwal

Selain itu, kata dia, dengan kegiatan festival seni qasidah diharapkan dapat menumbuhkan minat dan kecenderungan masyarakat terhadap pengembangan seni budaya islam, khususnya seni qasidah yang dinilai mampu menghadirkan suasana religi dan mendorong penguatan impelementasi nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Alhamdulillah sore ini kita dapat menyaksikan berbagai kreativitas yang diperlihatkan oleh berbagai kafilah dari Kabupaten Kota se Sultra. Sekali lagi atas nama Pemprov Sultra menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Kota yang mengikuti kegiatan festival seni qasidah berskala besar III tingkat Provinsi,” ujarnya.

“Semoga kedepan seluruh Kabupaten Kota dapat mengikuti festival qasidah dimaksud,” harapnya.

Nur Endang Abbas menyebut, keberadaan Lasqi di Sultra merupakan salah satu mitra penting bagi Pemprov Sultra, terutama dalam merealisasikan pembinaan dan pengembangan seni budaya islam melalui program berbudaya dan beriman sebagai salah satu program prioritas Pemprov Sultra. Oleh karena itu, lanjut dia, Pemprov Sultra senantiasa memberi dukungan terhadap program kegiatan Lasqi termasuk penyelanggaran festival seni qasidah berskala besar ini.

Ia berharap kepada segenap pengurus Lasqi baik tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten Kota se Sultra untuk mampu mengelola organisasi Lasqi dengan sebaik-baiknya agar dapat memberi asas manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dan daerah Sultra.

Lomba LASQI Tingkat Provinsi di Butur Resmi Dibuka, Dua Kabupaten Absen
Prosesi upacara pembukaan Lasqi, yang dilakukan oleh muda-mudi Paskibraka Buton Utara (Butur). Foto: Al Iwal

“Mengelola suatu organisasi tentunya membutuhkan solidaritas, kekompakan dan kebersamaan serta hubungan kemitraan yang kuat dengan berbagai pihak. Oleh karena itu saya berharap melalui festival seni qasidah ini dapat menjadi momentum penguatan, hubungan kemitraan antara Lasqi dengan pihak-pihak terkait, khususnya Pemerintah Daerah (Pemda) dan Kementerian Agama, baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten Kota se Sultra dan Pemerintah Pusat,” imbuhnya.

Lebih lanjut dia mengtakan, melalui kegiatan festival ini dapat mengantarkan Lasqi menjadi lebih maju serta mampu memberikan nilai-nilai kemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi pembinaan dan pengembangan seni budaya islam dan seni qasidah secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan.

Sementara itu, Bupati Butur Dr. H. Muh. Ridwan Zakariah, M.Si dalam sambutannya mengatakan, kepercayaan yang diberikan sebagai penyelenggara festival Lasqi, pihaknya termotivasi untuk terus berikhtiar, bekerja, berkarya memberi kontribusi terbaik untuk bangsa dan negara khususnya masyarakat Sultra.

Selain itu, orang nomor satu di Butur ini juga menyinggung soal infrastruktur jalan Provinsi yang berada di Butur.

Lomba LASQI Tingkat Provinsi di Butur Resmi Dibuka, Dua Kabupaten Absen
Sambutan Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Dr. Hj. Nur Endang Abbas, S.E., M.Si, mewakili Gubernur Sulta H. Ali Masi, S.H. Foto: Al Iwal

“Infrasturukur jalan yang rusak berat membuat perjalanan kita semua tidak nyaman dan tidak aman. Untuk itu kami atas nama Pemda dan masyarakat Butur memohon maaf yang sedalam-dalamnya,” pintanya.

“Dan juga kepada bapak Gubernur kami ingatkan dan kami harapkan bahwa kerusakan infrstruktur jalan di Butur sudah menjadi agenda prioritas nasional serta pemimpin Pemprov Sultra dan harapan masyarakat Butur Tahun 2022 bisa dituntaskan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Politisi Partai Amanat Nasional ini mengatakan, Posisi Butur semakin strategis dengan adanya fasilitas pelabuhan penyeberangan feri, antara Labuan Butur, dan Amolengo Konawe Selatan. Sesungguhnya, kata dia, tidak hanya membangun konektivitas antara wilayah dengan pendekatan aspek ekonomi semata, namun yang lebih esensial dari itu terjadinya ikatan sosial simpul kebersamaan masyarakat daratan dan masyarakat kepulauan yang diwadahi dengan berbagai iven kegiatan.

“Salah satu iven yang pernah kita laksanakan seperti pelaksanaan Porprov Tahun 2014. Ribuan masyarakat saling berinteraksi satu dengan lainnya dan baru saja kami sebagai tuan rumah melaksanakan liga III sepak bola region Sultra. Hingga saat ini pelaksanaan festival seni dan qasidah Butur kembali diberikan kepercayaan menjadi tuan rumah,” sebutnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk turut berpartisipasi menyambut dengan rasa suka cita kedatangan para duta-duta kesenian islam di Lipu Tinadeakono Sara.

“Semoga menjadi berkah bagi masyarakat Butur,” harapnya.

Lomba LASQI Tingkat Provinsi di Butur Resmi Dibuka, Dua Kabupaten Absen
Sambutan Bupati Butur Dr. H. Muh. Ridwan Zakariah, M.Si

Sementara itu, Ketua Panitia Festival Seni Qasidah, Muh. Hardhy Muslim, S.H, M.Si mengatakan, sejak terbentuknya pada Tahun 2019, Lasqi terus melakukan pembinaan seni qasidah dan terus berupaya menumbuhkan minat dan kecintaan masyarakat terhadap seni qasidah yang sarat dengan nilai-nilai islam yang berorientasi dakwah.

Namun dewasa ini, kata dia, cenderung terlupakan oleh sebagian besar masyarakat, khususnya pada generasi muda yang sudah mulai teregradasi oleh nilai seni budaya yang tidak merefleksikan ciri khas sebagai masyarakat Indonesia yang kaya akan nilai-nilai religius.

“Untuk itu dibutuhkan wahana berkekinian yang relevan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai islam yang universal,” kata Jenderal ASN Butur ini.

Pada pembukaan festival seni dan Qasdah ini ditutup dengan tari kolosal, yakni tari lense, persembahan dari Kabupaten Butur.

Untuk diketahui, pada pembukaan festival seni dan qasidah ini diawali dengan defile tiap-tiap kafilah dari kabupaten/Kota yang mengikuti festival.

Devile ini diawali dari kafilah Kabupaten Konawe Utara, menyusul Konawe Selatan, Wakotobi, Buton Tengah, Bombana, Baubau, Kalaka Utara, Konawe Kepulauan, Kendari, Kolaka Timur, Muna Barat, Konawe, Buton, Buton Selatan, dan tuan rumah Butur.

Sementara 2 Kabupaten lainnya absen, yakni Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Muna.

Untuk diketahui, lomba yang akan dilangsungkan pada Festival ini terdapat 8 kategori yang diperlombakan, antara lain, bintang vokalis cilik putra/putri, remaja putra/putri, qasidah klasik, remaja putra/putri, dewasa putra/putri, fashion show kolaborasi dan nasyid, tambahan lomba defile kontingen Kabupaten Kota.

Laporan : Al Iwal

Editor : Jaspin