Ratapan Anak-anak Korban Kerusuhan di Buteng, Rumah yang Hilang Jadi Abu

waktu baca 2 menit
Sejumlah anak-anak Desa Wadiabero saat melihat rumah mereka menjadi abu psca dibakar saat kerusuhan pada Rabu malam (27/11/2019) (Foto. Riza untuk sultranews.net)

sultranews.net – Anak-anak di Desa Wadiabero, Kecamatan GU, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra), hanya dapat melihat rumah yang dulu mereka tempati kini menjadi tumpukan arang dan abu, Kamis (28/11/2019).

Bukan tanpa sebab, rumah yang menjadi surga bagi anak-anak di Desa itu, sengaja dibakar oleh sekelompok pemuda saat kerusuhan terjadi pda Rabu malam, 27 November 2019, pukul 22.30 wita.

Bagi anak-anak seusia mereka tidak dapat berbuat banyak, selain hanya mampu lari menyelamatkan diri bersama orang tuanya saat kerusuhan itu pecah.

Tidur mereka terbangun, berharap dapat menyambut mentari pagi dikeesokan hari. Namun, ternyata malam itu berubah mencekam. Suara teriakan dan rasa takut membayangi mereka saat sekelompok orang tiba-tiba datang menyerang dan membakar rumah penduduk lainnya.

Jumlahnya tidak sedikit, berdasarkan catatan Kepolisian rumah yang terbakar mencapai 27 unit dan 12 kendaraan sepeda motor juga turut disasar pada pembakaran itu.

Bingung dan hampir putus asa yang dirasakan oleh anak-anak di Desa Wadiabero. Kini mereka terpaksa memilih mengungsi dan sebagian menumpang di rumah sanak keluarga.

Rumah warga di Desa Wadiabero habis terbakar pasca kerusuhan pada Rabu malam (27/11/2019).

Petaka kerusuhan ini pecah, berawal dari perkelahian antar dua kelompok pemuda pasca acara joget, hingga berujung adanya satu korban jiwa.

Namun, dibalik adanya korban jiwa itu nampaknya tidak hanya cukup berhenti sampai disitu. Justru, konflik semakin menjadi-jadi setelah aksi penikaman itu dibalas dengan aksi penyerangan oleh kelompok pemuda yang diduga kerabat korban.

Hanya berselang satu jam sejak pasca adanya penikaman itu, serangan kemudian dilancarkan oleh sekelompok pemuda dari Desa Mataneo, Kecamatan Sangia Wambulu ke Desa Wadiabero.

Tanpa tebang pilih, berawal dari membakar rumah terduga pelaku penikaman lalu sekelompok pemuda itu juga membakar rumah warga lainnya.

Pasca pembakaran itu, Polisi melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap para pemuda yang terlibat dalam aksi tersebut.

Laporan. Wayan Sukanta