Beredar Foto Hoaks Korban Penganiayaan di Kendari, Polisi : Jangan Terprovokasi

waktu baca 2 menit
Sejumlah foto hoaks korban penganiayaan yang tersebar di Medsos (Dok. Sultra News)

Kendari – Aparat Polres Kendari mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi terhadap sejumlah peristiwa penganiayaan yang kerap terjadi beberapa hari terakhir. Sebab, Polisi menduga ada pihak yang secara sengaja ingin menggiring sederet peristiwa itu ke dalam konflik etnis.

Kasat Reskrim Polres Kendari, AKP Muhammad Sofwan Rosidi mengatakan, terdeteksi adanya pihak yang sengaja ingin membuat gaduh situasi keamanan di Sultra dengan menggiring serangkaian peristiwa penganiayaan yang telah terjadi.

“Kami menduga kuat bahwa ada pihak yang sengaja membuat gaduh situasi Kamtibmas di Kota Kendari dengan menggiring opini sejumlah kasus. Hal itu terbukti dengan dua peristiwa yang terjadi di depan kampus UHO dan Bundaran tugu Adi Bahasa Kendari yang terjadi dalam sepekan terakhir,” ujar Sofwan, Seni (27/7/2020).

Sofwan juga menyebut, opini terkaitt isu sara digiring dengan memanfaatkan media sosial (Medsos). Hal itu terlihat dari beberapa konten foto-foto korban penganiayaan beredar, padahal kejadian itu bukan di Sultra.

“Banyak beredar foto-foto korban penganiayaan yang dikait-kaitkan seolah itu terjadi di Kota Kendari. Padahal itu kejadiannya bukan di Kota Kendari melainkan di luar wilayah Sultra,” katanya.

Terkait hal itu, lanjut Sofwan, ia mengimbau masyarakat tidak mudah terprovokasi terhadap konten media sosial yang dikaitkan dengan beberapa peristiwa di Kota Kendari.

“Jangan mudah percaya, pastikan informasi itu benar dan tidak langsung ditanggapi mentah-mentah. Karena saat ini ada upaya pihak yang secara sengaja menciptakan kegaduhan untuk kepentingan tertentu,” ucap Sofwan.

Kendati demikian, Sofwan bersama jajaran dari Polres Kendari terus aktiv melakukan pemantauan dan pengamanan di sejumlah titik yang dianggap rawan untuk mencegah terjadinya konflik sosial.

“Kita terus bekerja melakukan pengawasan Cyber dan menggelar patroli rutin ke wilayahan. Saya harap warga taha diri jangan mudah terpancing apalagi membuat opini yang mengarah ke soal etnis atau sara,” pungkasnya. (SN)

[feed url=”https://sultranews.co.id/category/kriminal/” number=”5″]