Konawe Raih Pemerintahan Terbaik Nasional Selama Satu Dekade Kepemimpinan KSK

waktu baca 2 menit
Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa.

KONAWE – Sepuluh tahun lalu, banyak yang ragukan saya. Bisa apa itu Kery kalau jadi bupati? Demikian ungkapan seorang Kery Saiful Konggoasa (KSK) pada momen Ekspos Kinerja Satu Dekade pemerintahannya.

KSK, menjadi Bupati Konawe pada tahun 2013 silam. Memang tidak banyak yang dilihat di awal-awal pemerintahannya. Tak heran jika banyak yang kemudian meragukan kepemimpinannya.

Waktu berjalan. Tahun demi tahun KSK mulai menunjukan tajinya. Keraguan yang muncul di awal mulai dijawab satu per satu.

Tahun 2015, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe berhasil meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra). Itu adalah adalah WTP pertama yang diraih sejak Konawe berdiri.

Prestasi itu pun terus menggeliat dari tahun ke tahun. Hingga, Pemkab Konawe berhasil meraih WTP ketujuh kalinya pada tahun 2021.

Dari rentan waktu itu, prestasi demi prestasi lainnya juga terus diraih pemerintahan KSK. Penghargaan nasional misalnya, mulai dari Piala Adipura, Penghargaan Dana Rakca, award bidang kesehatan, realisasi investasi tertinggi hingga yang teranyar, yakni predikat pemerintahan terbaik tingkat nasional.

Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa menuturkan, Konawe baru saja mendapatkan kado istimewa di momen Hari Ulang Tahun (HUT) ke-36. Daerah lumbung beras Sultra tersebut baru saja mendapatkan predikat sebagai kabupaten dengan Laporan Penyelenggara Pemerintahan Daerah (LPPD) terbaik tingkat nasional.

“Alhamdulillah kita baru saja dapat informasi kalau Konawe masuk peringkat delapan besar sebagai penyelenggara pemerintahan terbaik dari lebih 500 kabupaten kota se-Indonesia,” terangnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Konawe, Ferdinand Sapan lebih lanjut menerangkan, LPPD sendiri merupakan penilaian tingkat nasional yang diberikan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Indikator agar daerah bisa meraih nilai tinggi ialah dengan adanya kesesuaian perencanaan dan yang dikerjakan.

“Yang terjadi di Konawe, saat kita membuat rencana A, hasilnya justru A plus. Sehingga penilaiannya tinggi,” ujarnya.

Laporan: Jaspin