Menyoal IUP Siluman PT. Antam dan Perusahaan Swasta lainya di Konut

waktu baca 2 menit
Ashari

KONUT – Ketua Umum Explor Anoa-Oheo Ashari, menyoal Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang diduga terbit ditengah perseteruan antara PT. Aneka Tambang (Antam) dan sejumlah perusahaan swasta lainya, di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra).

Ashari mengatakan, persoalan tersebut akan menambah masalah berat dalam penyelesaian sengketa lahan PT. Antam dengan 11 IUP yang saat ini sementara beraktivitas di Konut.

Olehnya itu, kata dia, permasalahan itu seharusnya melibatkan seluruh stakeholder di wilayah kabupaten Konawe Utara.

“Secepatnya kami akan berkoordinasi baik dari pihak pemerintah dan kepolisian setempat, kita agendakan turun bersama di lapangan” ucap Ashari kepada Sultranews, Selasa (9/3/2021).

Disisi lain, Ashari juga menyoroti eksistensi gubernur Sultra dalam mengoptimalisasi pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA), yang nampaknya tidak becus. Menurutnya, hanya menyia-nyiakan amanah rakyat dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan adalah suatu penghianatan terhadap anak cucu di kemudian hari. Terkhusus pengelolaan pertambangan nikel di daerah kabupaten Konawe Utara.

Pria berkacamata itu membeberkan, pada akhir bulan Desember 2009 lalu, digelar pertemuan di Aula Rumah Jabatan (Rujab) gubernur Sultra, yang di hadiri seluruh stakeholder forkopimda yang membahas soal penyelesaian sengketa hukum antara PT. Aneka Tambang dan dihadiri pimpinan dari belasan iup swasta yang bersiteru.

Rupanya kata Ashari, hanya sebatas scenario belaka bukan malah menarik benang merah justru semakin kusut tak beraturan.

Lanjut Ashari, Ditengah persoalan yang tak berujung, momen status quo pada blok pertambangan Mandiodo, tiba akal, muncul iup siluman bernama PT. Andalan yang realitas di lapangan terlihat lebih agresif memporak-porandakan hutan ketimbang yang memiliki iup resmi yang kini sedang menanti penyelesaian hukum dari pemerintah yang sedang bersandiwara.

“Tidak ada lagi kepercayaan kepada siapa untuk bisa menghentikan kegiatan gila PT. Andalan yang mengeksploitasi secara brutal di lahan sengketa. Kuncinya adalah diam-diam harus diberi pelajaran,” cetusnya.

Laporan : Lukman

Editor : Ovhin