Nasib Mata Pencaharian Suku Bajo dan Jatuhnya Pulau Bokori ke Tangan Investor Asing

waktu baca 2 menit
Warga Suku Bajo saat menggelar aksi protes di Pulau Bokori, pada Rabu (5/8/2020) Foto. Istimewa

Kendari – Warga kampung Bajo di Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), kehilangan mata pencaharian sejak objek Wisata Pulau Bokori ditutup oleh Pemerintah.

Padahal, sebagian besar warga di daerah itu hanya menggantungkan hidupnya sehari-hari sebagai jasa pengangkut wisatawan memakai perahu (Papalimbang) ke Pulau Bokori.

Seperti yang dialami oleh Wahab, ia mengaku sejak ditutupnya kawasan tersebut, banyak Papalimbang kehilangan mata pencaharian sehingga terpaksa harus bekerja serabutan demi menyambung hidup. Mulai dari bekerja sebagai buruh bangunan, hingga kembali melaut meski ditengah cuaca buruk.

“Mau bagaimana lagi pak, Pulau Bokori sudah ditutup. Kalau tidak ada tamu (Wisatawan), kita tidak dapat uang,” ucap Wahab kepada awak media ini, saat ditemui di desa Bajoe, Rabu (5/8/2020).

Menggantungkan hidup disektor pariwisata, membuat dirinya dan teman-temannya tak dapat berbuat banyak. Harapan agar kawasan itu segera di buka pun sirna, tatkala pemerintah hingga kini tak kunjung memberikan kepastian.

Padahal, beberapa objek wisata lainnya telah dibuka namun terkhusus Pulau Bokori justru ditutup oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra.

Hal itu membuat warga di Kampung Bajo kecewa dan merasa tidak adil terhadap kebijakan Pemerintah yang dinilai diskriminatif.

“Pantai Toronipa sudah di buka, minggu kemarin itu pengunjung padat sekali. Tapi Bokori sampai sekarang masih ditutup, kami bingung ada apa sebenarnya dengan Bokori,” ungkap Wahab.

Wahap menceritakan sejumlah wisatawan sempat sempat berkunjung di Pulau Bokori. Namun baru sampai di tepi pantai, ia dan wisatawan yang diantarnya disuruh pulang oleh pihak pengelola Pulau Bokori dengan alasan masih tutup.

“Kemarin itu ada tamu (Wisatawan), ada sekitar 200 orang lebih. Kita ini sudah senang, panggil teman-teman yang lain untuk mengangkut mereka. Tapi sampai di Pulau malah disuruh pulang, katanya masih ditutup,” tuturnya.

Warga di daerah itu semakin kecewa setelah mengetahui beredar kabar bahwa objek wisata Pulau Bokori telah dipihak ketigakan ke investor asing untuk dikelola.

“Kita juga dapat kabar seperti itu pak, katanya ada investor yang mau masuk. Orang China. Dan Pulau B yang ada dibelakang itu katanya sudah dijual, dan Pulau A ini juga sebentar lagi akan dijual,” ucap Wahab. (SN)