Soal Polemik Golkar, Harwis Hari : Sejak Awal Sudah Janggal
Buton Utara – Dukungan Partai Golkar di Pilkada terus menuai polemik hingga berbuntut pada aksi demonstrasi di Kantor DPD I Golkar Sulawesi Tenggara. Pasalnya, sebagian pihak yang mengatasnamakan pengurus dan simpatisan Golkar Butur tidak sepakat dengan adanya nama Ridwan Zakariah (RZ), Senin (6/7/2020).
Terkait itu, Mantan Wakil Ketua DPRD Buton Utara dari Partai Golkar, Harwis Hari merasa sejak awal ada kejanggalan di Partai Golkar dari tingkat DPD II sampai tingkat DPD I terkait usulan bakal calon hingga pemecatan dirinya dari Golkar.
“Yang saya ketahui, pada bulan Oktober Golkar Butur telah membuka pendaftaran sejak tertanggal 7 sampai 9 Oktober 2019. Lalu, pada tanggal 8 Ridwan Zakariah mendaftarkan dirinya di Partai Golkar. Saat itu, beliau datang sendiri tanpa diwakili dan diterima oleh Sekretaris DPD II Golkar Butur (Al Adrin-red) dan teman-teman yang lain, ” beber Harwis.
Kata Harwis, bukan hanya RZ yang mendaftar di Golkar, tetapi ada beberapa nama lain yakni Abu Hasan, Aswadi Adam, dan Muhammad.
“Sampai ditutupnya pendaftaran semua proses berlangsung lancar. Kejanggalan terjadi nanti pada tahap dimana semua calon yang mendaftar di Golkar harus diverifikasi pada tingkat DPD I Golkar Sultra,” ungkapnya
Setau saya, lanjut Harwis, Partai Golkar dalam menentukan pilihannya kepada kandidat selalu berpegang pada sebuah indikator yang terukur, salah satunya survei.
“Survei itulah yang menjadi variabel tolak ukur pada setiap kandidat yg ingin di usung oleh partai golkar, pada tingkat verifikasi ini. Tentu partai juga melihat elektabilitas, popularitas, bahkan simulasi tingkat keterpilihan,” jelas Harwis.
Harwis mengungkapkan, justru yang kemarin terjadi di DPD I variabel verifikasi seperti ini sama sekali tidak di lakukan oleh kepengurusan Golkar periode sebelumnya.
“Bahkan visi misipun tidak pernah di pertanyakan oleh DPD I kepada pendaftar seperti partai partai yang lain. Padahal visi misi calon merupakan hal yang paling dasar sebagai seorang calon karena disitu akan di lihat apakah bisa sejalan dengan visi misi partai,” ungkapnya.
Karenanya, Harwis mempertanyakan ketidak-jelasan indikator penyaringan dan verifikasi dilakukan dalam mekanisme pengusulan bakal calon.
“Tiba-tiba saja DPD I periode sebelumnya mengeluarkan usul kepada Aswadi Adam. Dengan alasan telah di saring dan di verifikasi. Mestinya punya tolak ukur dan dasar kenapa sampai mengerucut pada satu nama. Mestinya harus transparan, jangan mekanisme verifikasi bakal calon tidak dijalankan,” gugat Harwis.
Terkait dukungan ke RZ, Harwis menganggap itu masih wajar. Ia beralasan RZ juga merupakan salah satu bakal calon yang ikut mendaftarkan diri di Partai Golkar.
“Atas sikap dukungan tersebut, saya kena imbas dengan pemecatan secara sepihak tanpa adanya teguran terlebih dahulu. Semua itu membuat saya bingung. Padahal sangat jelas, RZ juga mendaftar di Golkar,” terang Harwis.
Kata Harwis, dirinya sebagai kader Golkar yang tinggal dan menetap di Buton Utara dapat melihat dan merasakan betul bahwa tingkat elektabilitas RZ sangat tinggi dan jauh meninggalkan calon yang lain.
“Tentunya peristiwa ini menjadi kejanggalan buat golkar sendiri khususnya di DPD II dan DPD I, saya menyakini partai sebesar Golkar tidak mungkin akan melakukan hal-hal yang tidak profesional. Partai sebesar Golkar tentunya sangat hati hati dalam menentukan pilihan. Elektabilitas dan tingkat keterpilihan menjadi modal bagi siapa saja yg ingin menggunakan pintu Golkar,” pungkas mantan Legislator dua periode ini.
“Jadi dalam penentuan calon yang akan di usung golkar dalam juknis pilkada memang ketika hanya satu nama yang d usul dari DPD I maka DPP akan meminta tambahan, maka dari itu langkah yg dilakukan DPD I mengusul kembali nama RZ sdh tepat,” pungkasnya. (C)
Laporan. Shun Waode
[feed url=”https://sultranews.co.id/category/politik/” number=”5″]