Genjot Penurunan Angka Stunting, Dinas DPPKB Konawe Bentuk TPK

waktu baca 2 menit
Ketgam: Kadis DPPKB Konawe Tam Satu Sam.

KONAWE – Dinas Pengendalian penduduk dan keluarga berencana (DPPKB) Konawe terus berupaya melakukan percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Konawe.

Upaya percepatan penurunan stunting dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Konawe dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) desa di 291 desa se Konawe.

“TPPS dibentuk di Kabupaten dan di ketuai langsung Sekda, sementara TPK dibentuk oleh Kepala desa masing-masing, pelaksana kegiatan di ketua PKK desa yang di bantu dari Kader Posyandu dan bidan desa,” ujar Sekretaris TPPS Konawe Tam Sati Sam .

Selain itu, lanjutnya, di bentuknya tim TPK ini sebagai upaya menurunkan maupun mencegah penyakit gizi kronis pada balita di masing-masing desa dan pendamping pada Calon pengantin (Catin).

Ia juga menjelaskan fungsi sebagai pendamping pada calon ibu yang memiliki resiko rentan stunting seperti lingkar lengan atas (lila) tidak normal, Hemoglobin tidak normal dan berat badan atau tinggi badan tidak normal menurut medis dan itu terjadi pada pernikahan dini.

“Mereka melakukan pendataan keluarga dan pendampingan keluarga, melakukan penyuluhan bagi calon pengantin (catin) serta memfasilitasi rujukan, dan memfasilitasi bantuan sosial, serta melakukan surpailens kepada kelaurga berisiko stunting,” kata Tam Sati Sam yang juga merupakan Kepala DPPKB Konawe.

Sekretaris TPPS ini mengungkapkan, fokus tahun 2021-2022 ini pihaknya melakukan upaya penurunan angka stunting di 49 desa 11 Kecamatan, lokasi itu masuk dalam Lokasi Khusus (Lokus) penurunan stunting tahun ini.

Di lokasi itu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi terkait penyebab terjadinya stunting dalam rumah tangga dan dampak stunting.

Terakhir Ia menyampaikan, salah satu terjadinya stunting akibat nikah dan hamil di usia muda, jarak kehamilan terlalu rapat yang dapat berisiko pada pertumbuhan anak tidak normal dan perkembangan otak tidak berkembang.

Baca Juga :  Pj Bupati Konawe Terima Penghargaan Serta Dapat Insentif Rp 29 M

“Mengkhawatirkannya itu melahirkan bayi yang abnormal dan rentan dengan kematian ibu dan anak, maka dari itu TPPS dan TPK ini di bentuk untuk mencegah terjadinya stunting dengan melakukan edukasi langsung ke masyarakat rentan terhadap stunting,” tutup Tam Sati Sam.

Laporan: Jaspin