Negasi Netizen di Sosmed Hadirnya PT VDNI, Benarkah Tingkatkan Ekonomi?

waktu baca 3 menit
Screenshot komentar netizen di Medsos.

KONAWE – Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), kini menjadi sorotan sejak hadirnya dua perusahaan besar asal negeri tirai bambu yakni PT. Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI) dan PT. Obsidian Stainless Steell (OSS).

Kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan asing yang masuk ke Wilayah Negara Indonesia, khususnya di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, guna mengolah kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) berupa Nikel dan Batu Bara.

Diberitakan dibeberapa media online, bahwa sejak kehadiran dua perusahaan tersebut, mampu menurunkan angka pengangguran, bahkan perekonomian masyarakat pun ikut meningkat.

Akan tetapi, para netizen pun malah nimbrung di postingan tersebut dan bernegasi denga kata lain penyangkalan.

Pertama, komentar itu datang dari pemilik akun Facebook milik Nino Jhe. Dalam komentarnya Nino Jhe menyarankan agar Media harus berani angkat isu serikat pekerja hingga terbentuknya dewan pengupahan kabupaten. Jangan hanya menjadi media pariwara saja tentang seputaran perusahaan yang ada di Morosi, tapi angkat juga isu-isu yg menjadi harapan perioritas utama untuk kesejahteraan karyawan, yang belum terlaksana sampai sekarang.

Komentar tersebut, lantas dibalas oleh pemilik akun bernama Wisan Saputra. “Nino Jhe super sekali kanda. Perusahaan yang sangat besar tapi karyawannya tidak sejahtera. Sangat jauh perbedaannya degan IMIP Morowali. Dari gaji pokoknya saja sudah sangat beda ditambah tunjangan-tunjaganyanya,” tulis Wisan Saputra membalas komentar Nino Jhe.

Lantas Nino Jhe kembali membalas komentar Wisan Saputra. “lya benar itu sudah bukan rahasia publik lagi dan bukan saatnya untuk saling menyalahkan. Di Konawe ini banyak menyimpan SDM-SDM yang mumpuni, ada tokoh-tokoh politik, pemuda-pemuda intelektual dan pemikir-pemikir yang handal. Jika semua stakeholder yang ada tersebut mereka mau bersatu dan mau memikirkan nasib buruh, mungkin saat ini kita sudah lama makmur dengan upah yang kita terima,”.

Begitupula dengan komentar sindir Riki Ripaldi yang mengatakan bahwa Indonesia sudah merdeka selama 76 tahun dan belum merdeka secara ekonomi dan kita masih di jajah sama orang asing dengan cara mengambil sumber daya alam yang kita miliki dan kita hanya menjadi buruh kasar untuk mereka.

“Pengangguran berkurang tapi kita hanya jadi buruh di negara sendiri,” Tulisnya.

Disisi lain, akun FB Jaya Steel juga berkomentar jika pengangguran emang sudah kurang, tapi setelah masuk bekerja tidak ada bedanya dengan kerbau bajak di sawah. Kerja dibawah tekanan cina lalu gaji di bawah standar.
Mana peran pemerintah untuk memperjuangkan kesejateraan karyawan.

Akun FB Agus Al-Zain Rimingki juga ikut memberikan masukan agar sebaiknya dilibatkan serikat buruh.

Berbeda dengan komentar Afandy Firna yang mengatakan masih jauh dari kata sejahterah.

Sementara Usman Wijoyo mengatakan jika betul bisa masuk kerja dan mengurangi pengangguran, tapi harus “Mesogo Pi deela” artinya haruspi membayar kasihan.

Arfan Syach Syaifuddin juga ikut menyindir hanya orang-orang tertentu saja yang menikmati. Intinya AAOD (Asal Ada Orang Dalam).

Laporan: Muhammad Al Priyasin