Umat Hindu di Kendari Resmi Miliki Bangunan Krematorium

waktu baca 2 menit
Bangunan Krematorium Siwa Loka umat Hindu di kompleks pemakaman Punggolaka, Kendari.

Kendari – Setelah melalui proses panjang, umat Hindu di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), akhirnya resmi memiliki fasilitas krematorium, Selasa (18/2/2020).

Krematorium dengan nama Siwa loka ini dibangun di kompleks pemakaman umum Pura prajapati Punggolaka dan telah diresmikan oleh Walikota Kendari, Sulkarnain, pada 8 Februari 2020.

Ketua Adat Umat Hindu Kota Kendari, Gusti Kadek Sumertadana, mengatakan Krematirium siwaloka ini dikelola oleh lembaga Adat dan Banjar sukha duka sindu merta Kota kendari.

“Ini sebuah kesyukuran kami karena setalah sekian lama menunggu, Krematorium Siwaloka ini akhirnya tuntas diselesaikan. Ini merupakan fasilitas upacara ngaben yang dapat digunakan oleh seluruh umat Hindu di Kota Kendari maupun Sultra pada umumnya,” ujar Gusti, Selasa (18/2/2020).

Fasilitas krematorium itu, lanjut Gusti, dibangun secara swadaya oleh umat Hindu di Kota Kendari dengan menghabiskan biaya Rp 800 juta.

“Krematorium ini mulai dikerjakan sejak 2019 lalu, warga Hindu bergotong royong mengumpulkan donasi dan ada juga bantuan dari Kemenag Rp 300 juta,” terangnya.

Kata Gusti, sejak diresmikan Krematorium Siwa Loka telah dapat digunakan untuk upacara ngaben khususnya bagi umat Hindu.

“Pada Minggu kemarin ada seorang warga umat Hindu yang meninggal untuk pertama kalinya menggunakan krematorium Siwa Loka. Kedepannya krematoriun Siwa Loka ini selain digunakan untuk umat Hindu, juga dapat digunakan oleh masyarakat lain yang berkenan,” tutupnya.

Untuk diketahui, Kremasi atau pengabuan adalah praktik penghilangan jenazah manusia setelah meninggal dengan cara membakarnya. Biasanya hal ini dilakukan di sebuah krematorium/pancaka atau biasa juga di sebuah makam di Bali yang disebut setra atau pasetran. Praktik kremasi di Bali disebut ngaben.

Laporan. Wayan Sukanta