Angka Pasien Keracunan Massal di Buton Terus Bertambah, 1 Meninggal Dunia

waktu baca 2 menit
Warga menjalani perawatan medis di RSUD Buton (dok. Sultranews.co.id)

Buton – Angka jumlah pasien akibat keracunan massal yang mejalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buton, Sulawesi Tenggara, terus bertambah.

Penambahan pasien itu terus terjadi sejak Senin (1/12/2020) di RSUD Buton maupun beberapa pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya seperti Puskesmas.

Kepala Bidang Bina Pengendalian Penyakit Dinkes Buton, Waode Kiana Fardiah mengatakan, sebagian pasien telah dipulangkan untuk rawat jalan, sedangkan sisanya masih dirawat di RSUD Buton.

“Untuk sampai pagi ini jumlah pasien terkait kasus itu terus bertambah yang didominasi oleh anak-anak dan sebagian dewasa. Berikut datanya, di Puskesmas Wolowa tercatat ada 196 orang. Puskesmas Siontapina 15 orang yang dirawat, RSUD Buton sekitar 90 yang dirawat 34 dan di Puskesmas Banabungi 10 orang. Sehingga total keseluruhan 311 orang,”ujar Kiana saat dihubungi sultranews.co.id melalui sambungan telepon selularnya, Rabu (2/12/2020).

Hingga kini, lanjut Kiana, pihaknya terus melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap warga yang mengalami dampak dari peristiwa dugaan keracunan makanan tersebut.

Pihaknya juga telah mengimbau masyarakat jika mengalami gejala demikian yang ikut saat menyantap hidangan pesta itu agar segera mendatangi rumah sakit atau Puskesmas untuk mendapat penanganan.

“Kita sudah lakukan imbauan sejak awal terjadinya peristiwa ini agar masyarakat yang mengalami gejala keracunan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan, jangan didiamkan supaya mendapat penanganan medis,” kata Kiana.

Kiana menyebut, peristiwa dugaan keracunan itu dapat dikategorikan dalam Kasus Luar Biasa (KLB). Sebab angka pasien jumlahnya mencapai tiga kali lipat dan adanya korban jiwa.

“Sebenarnya ini sudah masuk dalam kategori KLB, ya karena jumlah pasiennya yang cukup tinggi serta ada yang meninggal. Namun untuk menyatakan secara resmi bahwa ini KLB bukan wewenang kami, tapi dari pusat,” ucapnya.

Untuk mengetahui dan memastikan penyebab warga mengalami beberapa gejala keracunan, Dinkes Buton telah mengambil beberapa sampel untuk diuji laboratorium di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Kota Kendari.

“Dari 8 sampel itu diantaranya makanan, minuman, sambel, muntahan dan lain-lainnya.  Dijadwalkan hasil dari pemeriksaan sampel itu bisa kita dapatkan siang ini,” jelas Kiana.

Diberitakan sultranews.co.id sebelumnya, puluhan warga dilarikan ke rumah sakit akibat diduga alami keracunan usai menyantap makanan di sebuah pesta pernikahan di Desa Galanti, Kecamatan Wolowa, Kabupaten Buton, Sultra, pada Senin (30/11/2020).

Seorang balita berusia 3 tahun dilaporkan meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Buton, pada Selasa (1/12/2020).

Laporan. Wayan Sukanta