Diduga Beda Pilihan Saat Pilkades, Rumah Warga di Kolut Dibongkar

waktu baca 2 menit
Rumah Iksan saat dilakukan pembongkaran yang dibantu oleh warga lainnya, pada Selasa (5/11/2019) (Foto. Istimewa)

sultranews.net – Iksan, warga Desa Kasmeto, Kecamatan Pakue, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra), hanya bisa pasrah saat melihat rumah yang ditempatinya selama 15 tahun harus dibongkar pada Selasa (5/11/2019).

Bukan tanpa alasan, pemicunya hanya karena gara-gara beda plihan saat pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak pada 3 November 2019 lalu.

Dalam keterangannya disejumlah pemberitaan media, Iksan mengaku mendapat kabar bahwa sang pemilik tanah meminta agar ia pindah dari tanah tersebut, karena tak memilih secara penuh calon Kades yang didukung sang pemilik tanah.

Meski kabar itu belum tentu benar, Iksan tetap membongkar rumahnya, karena merasa  tak nyaman.

“Kemarin tetangga saya yang sampaikan langsung, katanya disuruh pindah, katanya pak Rifai yang suruh, karena dikira saya hanya memihak kepada salah satu calon desa,” kata Iksan saat dihubungi wartawan melalui telepon, Selasa (5/11).

Iksan mengakui bahwa dia dan istrinya membagi suara dalam Pilkades itu. Sang istri memilih calon lain, sementara dia memilih calon yang mimilih pemilik tanah.

“Yang punya tanah sampaikan untuk memilih salah satu calon saja, tapi saya bagi dengan istri, supaya aman, tapi ternyata tidak terima, akhirnya disuruh bongkar,” ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Hamka, salah satu perwakilan pemilik tanah menjelaskan, tanah yang ditempati Iksan adalah tanah milik kakaknya, bernama Rifai.

Saat Pilkades tersebut, Hamka mengaku mendukung salah satu calon Kepala Desa. Ia lalu membujuk agar Iksan dan keluarganya memilih calon yang ia dukung. Namun sayang, kata Hamka, Iksan dan istrinya membagi suara.

Karena merasa kecewa, Hamka lalu mendatangi salah satu tetangga Iksan, bernama Hamreng. Ia menyampaikan kepada Hamreng, bahwa Iksan tidak lagi mendengarkan dirinya yang notabene talah membantu memberi tanah tempat tinggal selama 15 tahun.

Hamka membantah bahwa dirinya maupun Rifai sang kaka menyuruh agar Iksan membongkar rumahnya. Dia hanya menyampaikan kepada Hamreng, agar jika keperluan seperti tempat tinggal jangan lagi meminta kepada keluarganya.

“Jadi saya tidak pernah secara langsung suruh untuk bongkar rumahnya (Iksan). Saya cuma sampaikan ke Hamreng, jangan minta bantuan lagi kepada keluarga saya. Minta saja bantuan ke kamu (Hamreng), termasuk tanah tempat tinggal. Karena dia (Iksan) lebih dengar kamu daripada saya,” jelas Hamka saat dihubungi kendarinesia, Rabu (6/11).

Hamka mengakui sempat membujuk Iksan untuk memilih calon Kades yang ia dukung. Namun kenyataannya, Iksan membagi suara.

“Dia (Iksan) akui, dia bagi suaranya dengan istrinya,” jelasnya.

Liputan. Wayan Sukanta